Kudus  

Hadiri Apel Pasukan Ansor Banser, Ini Pesan H.M Hartopo

Plt. Bupati Kudus H.M Hartopo saat menghadiri apel gelar pasukan Ansor-Banser di Alun-alun Simpang Tujuh
Plt. Bupati Kudus H.M Hartopo saat menghadiri apel gelar pasukan Ansor-Banser di Alun-alun Simpang Tujuh baru-baru ini. NILA NISWATUL CHUSNA /LINGKAR JATENG

KUDUS – Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Kudus HM Hartopo mengapresiasi kinerja Anshor dan Banser dalam menjaga keamanan dan ketertiban di masyarakat (Kamtibmas). Hal tersebut disampaikannya pada awak media, usai menghadiri Apel Gelar Pasukan Ansor Banser di Alun-alun Simpang Tujuh Kudus kemarin.

Orang nomor satu di Kabupaten Kudus itu menilai kegiatan yang menghadirkan sebanyak 10 ribu ansor banser dari Kudus dan sekitarnya itu, sebagai wujud kekuatan banser di dalam masyarakat. Selain menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat, ansor banser juga memiliki andil besar dalam menangkal paham radikalisme di masyarakat. “Sore ini sangat luar biasa,” ujarnya singkat.

Baca juga:  Produksi Padi di Kudus Capai 156 Ribu Ton di 2024

Menanggapi Konferensi Cabang (Konfercab) Gerakan Pemuda (GP) Ansor ke XII di MA Mifathul Falah Cendono, Kecamatan Dawe pada malam harinya, Hartopo berharap dari musyawarah tersebut dapat menghasilkan pemimpin terbaik. “Saya harap kedepan Ansor Banser bisa lebih bersinergi dengan Pemkab Kudus dalam menjaga kamtibmas di Kudus,” harapnya.

Sementara itu, Kasatkornas Banser Alfa Isnaeni hadir menyampaikan orasi kebangsaan dihadapan 10 ribu anggota ansor banser. Dalam orasinya, ia berpesan agar para anggota baser bisa menjalankan fungsinya di masyarakat dengan baik. “Fungsi banser ada tiga, yakni mengamalkan, mendakwahkan dan menjaga ajaran Ahlussunnah Wal Jamaah di masyarakat,” sebutnya.

Baca juga:  Kemendes Monitoring 2 Desa di Kudus untuk Program Ketahanan Pangan

Terlebih saat ini, lanjut Alfa Isnaeni mengatakan banyak aliran yang awalnya tidak sepakat dengan ajaran Ahlussunnah Wal Jamaah. Seperti manaqib, burdah, qunut dan ziarah kubur. Kini berbondong-bondong menggunakan ajaran Ahlussunnah Wal Jamaah dalam dakwahnya.”Ini perlu menjadi perhatian kita semua. Agar tidak rancu,” katanya.

Kepada para banser, dia menghimbau agar mereka mampu menjaga atau nguri-nguri karakter Ahlussunnah Wal Jamaah sebagai ajaran yang diwariskan kepada para kyai yang melekat pada dirinya. Mengingat karakter inilah yang menjadi ciri khas dan identitas banser. “Ini identitas kita, sudah selayaknya kita jaga,” pungkas dia. (ila/lut)