LINGKARJATENG.COM – Setelah 14 hari menjalani masa observasi di Natuna, Kepulauan Riau, 285 Warga Negara Indonesia (WNI) yang sebelumnya tinggal di Wuhan, Provinsi Hubei, China akhirnya dipulangkan.
Pemerintah Indonesia melalui kementerian dan lembaga yang meliputi Kementerian Koordinator Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengawal kepulangan mereka, Sabtu (15/2).
Observasi kesehatan yang dijalani para peserta WNI tersebut dipantau secara ketat 24 jam sesuai standar protokol Badan Kesehatan Dunia (WHO) selama 14 hari, terhitung sejak mereka dijemput dari China terkait Virus Corona (COVID19/2019-nCov) pada Sabtu (1/2) lalu.
Selama menjalani observasi, para WNI yang sebagian besar mahasiswa itu diberikan jaminan dan layanan fasilitas memadai serta mengutamakan kenyamanan. Bahkan mereka tetap bisa mengikuti perkuliahan secara online, berolahraga, bermusik dan berinteraksi sesuai yang dilakukan sehari-hari.
Setelah mengikuti proses observasi, sebanyak 277 orang yang terdiri dari 238 warga, 5 orang dari KBRI yang bertugas mencari warga di Wuhan, kemudian 18 orang kru Maskapai Batik Air dan TNI AU, 11 orang tim Kesehatan RSPAD dan tim Kemenkes yang bertugas selama observasi dan 5 orang pengamanan Mabes TNI tersebut dinyatakan dalam keadaan sehat dan bugar.
Kondisi tersebut tidak berbeda seperti saat sebelum mereka menjalani observasi, sebagai prosedur yang harus dilakukan sesuai standar WHO usai dijemput dari RRT.
Melalui keterangannya, Presiden Joko Widodo sebelumnya telah memastikan bahwa para peserta WNI tersebut sehat dan ceria selama menjalani rangkaian observasi yang dijaga ketat sesuai protokol kesehatan WHO hingga selesai.
“Itu proses protokol kesehatan dari WHO yang kita ikuti secara ketat. Karantina di Natuna juga ketat diawasi, dicek harian. Sekarang sudah 14 hari, memang protokolnya seperti itu,” ujar Jokowi dalam keterangannya di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah (14/2).
Hal tersebut sekaligus menepis kekhawatiran mengenai kondisi para WNI selepas kembali ke tengah keluarga dan masyarakat.
“Kalau sekarang mereka kembali ke masyarakat itu dipastikan bahwa prosedur (observasi) telah dilalui. Saya harapkan masyarakat bisa menerima apa adanya karena mereka sudah melalui observasi selama 14 hari. Tidak perlu takut. Terima (mereka) apa adanya. Tidak ada masalah,” tuturnya.
Terpisah, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto juga membenarkan sesaat sebelum berangkat mengawal kepulangan para WNI dari Natuna di Bandara Halim Perdanakusuma bersama Menko PMK Muhadjir Effendy, Kepala BNPB Doni Monardo dan tim pendukung lainnya.
“Sampai detik ini laporannya semuanya (WNI peserta observasi) sehat,” ungkap Terawan Sabtu (15/2).
Proses pemulangan WNI ke kampung halamannya dilakukan menggunakan tiga pesawat milik TNI, masing-masing 2 pesawat jenis Boeing dan 1 jenis Hercules yang diberangkatkan dari Lanud Raden Sadjad Ranai Natuna, Kepulauan Riau menuju Lanud Halim Perdanakusuma di Jakarta.
Ketiga pesawat tersebut bertolak dari Natuna pada pukul 13.15 WIB dan pesawat terakhir pada pukul 14.00 WIB kemudian mendarat di Jakarta pada sekitar pukul 15.46 WIB. Setibanya di Lanud Halim, mereka akan dijemput oleh perwakilan pemerintah provinsi masing-masing untuk kemudian didampingi sampai ke kampung halaman.
Selain diberikan bingkisan, uang saku dan biaya akomodasi serta transportasi, para peserta observasi juga diberikan surat keterangan kesehatan hasil observasi dari Pusat Krisis Kementerian Kesehatan sebagai bukti tertulis mengenai kondisi mereka dan selanjutnya dapat digunakan untuk hal-hal yang diperlukan.
“Mereka akan diberikan bingkisan beserta uang saku. Seluruh akomodasi juga sudah ditanggung sampai ke rumah,” ujar Kepala BNPB Doni Monardo.
Menyinggung soal kelanjutan program pendidikan bagi para WNI yang masih berstatus sebagai mahasiswa di RRT, Menko PMK akan membahasnya setelah observasi ini rampung dilakukan.
“Kelanjutan pendidikan mereka pastinya akan kami perhatikan. Hal itu akan kami bahas setelah ini semua rampung. Prioritasnya adalah keseluruhan dari observasi ini rampung dengan baik dulu baru hal yang lain,” jelas Menko PMK Muhadjir Effendy.