Wabah DBD Merebak, 3 Warga Temanggung Meninggal

ANTISIPASI: Pencegahan DBD salah satunya melalui fogging. (DOK JOGLO JATENG)

TEMANGGUNG – Kabupaten Temanggung didera kasus demam berdarah dengue (DBD). Memasuki bulan Maret 2020 kasusnya meningkat tajam. Hal ini dibenarkan Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Temanggung, Khabib Mualim.

Menurut Khabib, kasus DBD pada Januari 2020 hanya terjadi di empat kecamatan, kini menyebar di 19 kecamatan selama bulan Maret 2020. Korban meninggal akibat penyakit ini juga bertambah, dari semula satu orang kini menjadi tiga orang.

Ditambahkan Khabib, pada awal Januari hingga awal Februari 2020 sebaran kasus DBD terjadi di 60 desa di empat kecamatan dengan angka kasus 160. Akan tetapi, sejak Februari hingga awal Maret 2020 kasus DBD langsung melonjak menjadi 470 kasus dengan sebaran di 115 desa di 19 kecamatan. “Hanya Kecamatan Bansari yang nihil kasus DBD,” jelasnya.

Disebutkan dari 470 kasus DBD di Temanggung terdiri atas 161 demam berdarah dengue (DBD), 202 kasus demam dengue (DD), dua kasus sindrom syok dengue, dan DBD yang diiringi kasus lainnya sebanyak 105.

Dia menyebut tiga orang yang meninggal, yakni satu orang dari Kecamatan Parakan pada Januari 2020, kemudian dari Manding Kecamatan Temanggung dan satu orang dari Desa Pare di Kecamatan Kranggan pada Februari 2020.

“Namun untuk korban meninggal dari Pare itu diiringi penyakit penyerta lain yakni ada kelainan hati. Penderita lainnya hingga kini masih banyak yang dirawat di rumah sakit,” ujarnya.

Dia menaambahkan, dalam upaya pencegahan DBD, Dinkes Kabupaten Temanggung telah menggalakkan upaya pemberantasan sarang nyamuk (PSN). “Hasilnya kini angka bebas jentik di Kabupaten Temanggung sudah mencapai 96 persen. Upaya lainnya yakni dengan melakukan 2 kali pengasapan pada lokasi-lokasi dengan temuan DB,” tandasnya. (ara/mhs)