SEMARANG– Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menggelar koordinasi dengan sejumlah pakar di ruang kerjanya kemarin. Kegiatan tersebut dalam rangka meminta masukan untuk pencegahan penyebaran virus corona (covid-19) di Jateng.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengatakan, pihaknya mengundang beberapa pakar diantaranya epidemologi, klinisi, ahli gizi dan lainnya. Melalui koordinasi tersebut, Ganjar meminta masukan dalam rangka mereview kondisi penyebaran covid-19 yang ada di Jateng saat ini.
“Tadi ada banyak masukan dari pakar. Mereka meminta sosialisasi terhadap masyarakat terkait covid-19 ini terus digencar,” katanya di ruang rapat Gubernur Kamis(19/3).
Lanjutnya, usulan untuk pembuatan training of trainer juga muncul dalam kesempatan tersebut. Dengan adanya kader, diharapkan sosialisasi terkait pencegahan penyebaran covid-19 bisa langsung ke desa-desa.
“Seluruh masukan tadi sangat penting bagi kami sebagai pemangku kepentingan dalam rangka pertimbangan membuat kebijakan,” ucapnya.
Menurutnya, selain social distancing, kekebalan tubuh seseorang menjadi sangat penting agar bisa terhindar dari covid-19. Untuk itu, peningkatan kekebalan tubuh sangat diperlukan.
Saat ini Ganjar menyebut yang diperlukan oleh para pakar tersebut adalah data valid persebaran COVID-19 di Jawa Tengah. Untuk itu dia pun telah menyiapkan berbagai kanal yang siap menyajikan hal tersebut. Namun agar lebih detail, Ganjar meminta para pakar itu untuk komunikasi intens dengan Dinas Kesehatan Jateng.
“Mereka butuh data dan transparansi, menyiapkan siapa dirawat dimana akan kita kembangkan minimal sampai desa atau kelurahan mana. Apakah masyarakat siap untuk mengisolasi diri. Nah, ini masyarakat mesti teredukasi dengan baik,” jelasnya.
Agar edukasi kepada masyarakat tersebut berjalan efektif, Ganjar bakal menggandeng bupati dan walikota untuk bergerak serentak. Nantinya mereka bisa menggerakkan kepala desa sampai tingkat RT. “Kalau kita mau menggerakkan masyarakat saya meminta pakar, saya menggandeng dokter yang akan menerjunkan relawan,” imbuhnya.
Ungkapan yang disampaikan Ganjar itu dibenarkan oleh Evi, Pakar Virus dari Universitas Diponegoro Semarang. Menurutnya sampai saat ini belum ada satupun vaksin penangkal COVID-19. Menurutnya, perkembangan COVID-19 ini sangat cepat. Karena satu virus bisa membuat seribu mutasi. Selain itu, virus ini juga bisa berubah sikap kalau kita biarkan berkembang di masyarakat. Bisa melunak atau mengganas.
“COVID-19 ini menyerang saluran pernafasan atas. Kalau saluran pernafasan atas yang diserang, maka virus ini bisa keluar dengan hanya bersin, batuk atau bahkan hanya dengan bicara. Beda denga SARS. Kalau SARS harus dengan batuk. Jadi COVID-19 INI lebih mudah menular. Tapi kebanyakan orang tidak sadar telah menularkan,” bebernya.
Evi menyarankan, agar pemerintah mengedepankan langkah promotif dalam penangkalan. Pertama dengan memperkuat daya tahan tubuh dan menerapkan pola hidup sehat. Langkah selanjutnya dengan membunuh virus tersebut yang menempel di luar tubuh. Sehingga dia pun merekomendasikan agar masyarakat menjaga kebersihan hingga rajin olahraga.
“Cara membunuh virus itu setidaknya dengan dua cara itu. Untuk yang poin kedua, artinya kita bunuh sebelum masuk atau bahkan menempel di tubuh kita. Caranya? Sering cuci tangan (dim/lut)