Menggagas Pembelajaran Daring yang Efektif

Oleh : Ida Ariani S.Pd, Guru TK Aisyiyah 3 Krapyak Sragen

LINGKARJATENG.COM- DENGAN merebaknya virus Corona Covid-19 pemerintah mengambil kebijakan kepada siswa untuk menjalankan kegiatan pembelajaran dari rumah. Melalui Bupati Sragen dan kepala dinas pendidikan dan kebudayaan Kabupaten Sragen yang terus memberikan sosialisasi tentang pembelajaran di rumah, melalui surat edaran maupun pengumuman di media sosial.

Jelas, bahwa pendemi Corona Covid-19 ini bukanlah persoalan yang bisa dianggap enteng. Keseriusan pemerintah dalam menanggulangi pendemi ini harus di dukung.

Sebagai tenaga pengajar tentu harus bisa taat dan mendorong kebijakan pemerintah, yang mewajibkan lembaga pendidikan menjalankan kegiatan pembelajaran di rumah. Dengan memanfaatkan teknologi komunikasi dan informasi menjadi opsi terbaik dalam kegiatan pembelajaran siswa. Melalui perangkat komputer maupun telepon pintar yang terkoneksi internet, pembelajaran daring (online) bisa dijalankan.

Teknologi informasi dan telekomunikasi yang murah dan mudah telah menghilangkan batasan ruang dan waktu yang selama ini membatasi dunia pendidikan. Konsekuensi logis yang terjadi adalah peserta didik dapat dengan mudah mengambil materi pembelajaran dimanapun tanpa terbatas lagi pada batasan tempat dan waktu. Ruang kelas yang virtual telah memupus batas ruang dan waktu dalam pembelajaran.

Agar pembelajaran daring menjadi efektif, berikut beberapa persiapan yang sebaiknya dilakukan oleh sekolah, guru dan, siswa, dan orang tua/wali siswa. Pertama, kesiapan sarana dan prasarana, seperti platform dan juga tool yang dipakai sekolah dalam melaksanakan pembelajaran daring. Sekolah bisa membuatkan sistem pembelajaran daring, atau memanfaatkan aplikasi yang tersedia seperti Google Classroom, Schoology dan sejenisnya.

Sekolah sebaiknya membangun sebuah studio mini dimana guru bisa melakukan rekaman untuk produksi video pembelajaran. Video adalah tool (alat) yang mudah dipahami oleh peserta didik dan sekaligus menarik untuk disimak.

Kedua, untuk memanfaatkan program pembelajaran daring, tentu sekolah harus mempersiapkan sumber daya manusia yang mengetahui tentang sistem yang akan digunakan, seperti mempersiapkan platform yang akan digunakan pembelajaran daring, dan juga mempersiapkan penanggung jawab bahan materi yang akan digunakan dalam pembelajaran daring dan juga mempersiapkan kebutuhan lainnya.

Ketiga, dukungan orang tua/wali siswa terhadap penggunaan komputer dan telepon pintar untuk kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran daring menuntut siswa menggunakan komputer/telepon pintar yang terkoneksi dengan internet. Internet menyediakan banyak hal yang siswa bisa mengakses, termasuk game online. Dukungan orang tua/wali siswa bisa berupa pengawasan kepada anak-anak ketika menggunakan komputer/telepon pintar agar fokus digunakan untuk pembelajaran daring.

Ada kalangan yang menganggap pembelajaran daring memerlukan tingkat motivasi diri yang lebih besar. Lembaga pendidikan yang menerapkan pembelajaran daring juga mengakui bahwa dukungan pendidikan dalam hal umpan balik guru dan dukungan orang tua/wali siswa menjadi sangat penting.

Terakhir, model pembelajaran berbasis daring menyebabkan terjadinya perubahan budaya belajar dalam kontek pembelajarannya. Dalam pembelajaran berbasis daring siswa dituntut secara mandiri dalam belajar dengan berbagai pendekatan yang sesuai agar siswa mampu mengarahkan, memotivasi, mengatur dirinya sendiri dalam pembelajaran. Di sisi lain, guru juga harus mampu mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan, melakukan fasilitasi dalam pembelajaran, memahami belajar dan hal-hal yang dibutuhkan dalam pembelajaran. (*)