LINGKARJATENG.COM – Setiap pekerja memiliki tipe yang berbeda-beda. Ada yang malas-malasan, asal target tercapai, pekerja keras hingga workaholic atau gila kerja. Banyak orang masih sulit membedakan antara pekerja keras dengan workaholic.
JobStreet.com mengindentifikasi beberapa hal yang menjadi perbedaan antara pekerja keras dan workahlic. Apakah Anda adalah pekerja keras, atau ternyata Anda adalah workaholic?
Pekerja keras dan workaholic memang sulit dibedakan karena keduanya sama-sama berdedikasi tinggi terhadap pekerjaannya. Namun keduanya mempunyai perbedaan dalam menyikapi beban kerja yang menjadi tanggung jawabnya.
Kalau lembur terus termasuk pekerja keras atau workaholic ya? Kalau weekend masih berkutat dengan pekerjaan juga termasuk pekerja keras atau workaholic? Mungkin Anda masih ada yang bingung perbedaan antara pekerja keras dan workaholic. Padahal, istilah tersebut memiliki makna yang berbeda.
Umumnya pekerja keras bisa merealisasikan work-life balance. Mereka tahu kapan harus bekerja dan kapan harus istirahat. Oleh karenanya, pekerja keras menggunakan waktu liburannya untuk bersantai. Berbeda dengan workaholic yang saat liburan, masih berkutat dengan pekerjaannya.
Saat bekerja, pekerja keras akan fokus dan sering tidak mau diganggu agar pekerjaannya cepat selesai. Kalau workaholic, mereka akan serius, namun seringkali tidak sadar terbawa oleh suasana kantor atau rekan kerja yang suka ngobrol dan membuat kerjaannya jadi terhambat.
Orang yang merupakan pekerja keras akan berusaha memperbaiki diri jika target belum sesuai. Mereka akan terus belajar untuk mencapai targetnya. Namun jika dilihat dari workaholic, mereka ambisius terhadap pekerjaannya yang akan menyebabkan stress jika target tidak tercapai.
Yang terakhir, jika dilihat dari waktu, waktu pengerjaan pekerja keras lebih efektif. Oleh karenanya, kualitas yang dihasilkan lebih baik. Namun bukan berarti kualitas dari workaholic tidak bagus, kualitas kerja workaholic tentu tidak kalah dengan si pekerja keras walaupun tidak efektif.