SOLO– Potensi peredaran uang ratusan miliar di bidang pariwisata di Kota Solo terpaksa hilang karena terdampak adanya kejadian luar biasa (KLB) virus corona (covid-19). Bahkan, ratusan karyawan terpaksa dirumahkan karena kondisi tersebut.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Surakarta, Hasta Gunawan menjelaskan, sejak KLB pertengahan Maret lalu, sejumlah even ditunda. Bahkan, banyak hotel dan restoran terpaksa harus tutup dan merumahkan karyawannya.
“Kalau huniannya hanya 1-2 kamar, ngga mungkin, lebih baik ambil langkah ditutup. KLB tahap 2 lebih banyak lagi. Sudah puluhan hotel tutup baik bintang dan non bintang,’’ katanya.
Lanjutnya, sudah ada ribuan karyawan yang dirumahkan karena restoran dan hotel tutup. Namun dari ribuan karyawan tersebut, yang berasal dari kota Solo hanya ratusan saja, selebihnya dari luar kota Solo.
“Ribuan yang dirumahkan. Hotel dan restoran. Yang warga solo ratusan. jumlahnya sekitar 20 persen dari kota Solo, 80 persen dari luar solo,’’ ungkap Hasta.
Mengenai tempat wisata, dijelaskan Hasta Gunawan, sejak Sabtu setelah diumumkan KLB tahap pertama pada Jumat (13/3) malam dan Sabtu sudah tutup. Sejak Jumat malam itu sudah tidak ada pertunjukan. “Semua pertunjukan sudah tidak ada. SIFA, Solo Menari, Solo City Jazz, Batik Fashion,’’ terang Hasta.
Adanya penutupan hotel, restoran serta tempat pariwisata di Kota Solo tersebut sangat besar dalam mempengaruhi pendapatan asli daerah (PAD). Hasta Gunawan menyebut, sektor pariwisata di Kota Solo memberi sumbangan terhadap PAD mencapai Rp 170 miliar.
“Saat ini sudah berjalan 2 bulan. Kalau dihitung per bulan Rp 14 miliar lebih. Itu masih angka kasar. Sehabis Februari dan seterusnya biasanya ramai karena lebaran. Nanti belum tentu ramai. Di saat puncak retribusi malah hilang,’’ ujar Hasta.
Dari sisi peredaran uang sektor pariwisata, Hasta Gunawan mengatakan, akibat KLB Corona ini ada Rp. 120 miliar rupiah yang hilang dari peredaran. Ironinya, tambah Hasta, situasi wabah covid-19 ini belum diketahui kapan akan berakhir.(cr5/lut)