GROBOGAN– Bupati Grobogan Sri Sumarni mengumumkan kasus pertama warga positif virus corona (covid-19) di Posko Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jumat (10/4). Pasien dengan inisial (S) 47 tahun merupakan warga Kecamatan Geyer saat ini dirawat di ruang isolasi RSUD Dr. R. Soedjati, Purwodadi.
Bupati Sri Sumarni mengatakan, sebenarnya pasien tersebut merupakan tenaga kerja Indonesia (TKI) di Hongkong dan pulang ke Grobogan pada Desember 2019 lalu. Ia sempat dirawat di RSUD Dr. R. Soedjati pada 24 Maret 2020. Namun, karena kondisinya membaik diperbolehkan pulang pada 2 April lalilu.
“Sebelumnya pasien tidak mengaku kalau dari Hongkong. Setelah pulang dari Hongkong, pasien juga sempat ke Jogjakarta. Saat masuk RS, awalnya dirawat di ruang Aster,” katanya saat konfrensi pers Jumat (10/4) sore.
Adanya kasus tersebut, lanjut bupati, status Kabupaten Grobogan yang sebelumnya siaga darurat dinaikkan statusnya menjadi tanggap darurat. Pihaknya juga menyarankan para pemudik untuk jujur terhadap riwayat perjalanannya.
“Kalau sudah pulang kalau ada gejala-gejala panas batuk pilek seharusnya terbuka kepada dokter kalau periksa dan ini untuk kedisiplinan, supaya kasihan kepada keluarga masyarakat terdekat sayangilah keluarga,” kata Bupati.
Pihaknya meminta kepada seluruh masyarakat Kabupaten Grobogan untuk lebih waspada dan selalu mematuhi anjuran pemerintah. Diantaranya untuk menerapkan physical distancing, pakai masker, selalu cuci tangan yang bersih menggunakan sabun dengan air mengalir dan olahraga terukur atau teratur serta malan makanan yang bergizi. Hal itu guna mencegah penyebaran covid-19.
“Saya menghimbau masyarakat yang masih dalam perantauan Mohon untuk tidak mudik terlebih dahulu sampai situasi benar-benar aman. Yang sudah terlanjur pulang, patuhi protokoler kedatangan dari bepergian. Setelah sampai rumah segera mandi dan cuci baju. Kemudian bersihkan semua barang bawaan dengan disinfektan dan barang yang tidak terpakai dibuang. Budayakan berlaku hidup bersih dan sehat rajin cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir terus dikeringkan,” tegasnya.
Sedang bagi pemudik yang baru datang untuk melapor ke aparat desa masing-masing dan melakukan isolasi secara mandiri.
“Melapor ke aparat desa atau bidan desa setempat secara sukarela, untuk melakukan isolasi mandiri selama 14 hari. Jika sakit keluarga dapat melaporkan ke fasilitas kesehatan terdekat. Waspada boleh namun jangan panik kami kerja untuk kalian dan kalian di rumah untuk kami,” harap Sri Sumarni. (ori/lut)