SOLO-Pemkot Surakarta memilih tidak menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Alasannya, Kota Solo menjadi rujukan pasien terkonfirmasi positif Covid-19.
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Solo Ahyani Sidik menjelaskan, penerapan PSBB untuk Kota Surakarta dinilai tidak efektif. Mengingat Kota Solo menjadi rujukan perawatan Covid-19 bagi daerah Solo raya.
“Kalau hanya Kota Solo (yang menerapkan PSBB, red) tidak efektif. Kalau mau Solo raya karena Kota solo sendiri jadi tempat berkumpulnya rujukan pasien dari Solo raya, ujar Ahyani Sidik, Selasa (14/4).
Terkait Kota Solo sebagai rujukan, dijelaskan Sekda Kota Surakarta tersebut, apabila diperhatikan baik ODP, PDP maupun pasien positif Covid-19 yang dirawat di Kota Solo sebagian besar berasal dari Solo raya.
“Kita punya 5 (pasien positif covid-19, red) dan daerah lain yang terkonfirmasi 9. Ya hanya 30 persennya lah (warga Solo, red). PDP Solo dengan daerah sekitar, lebih banyak daerah sekitar. Namun demikian tidak perlu terlalu dikhawatirkan karena kesembuhan PDP relatif tinggi. Walaupun ada yang meninggal itu disebabkan ada penyakit penyerta seperti gagal ginjal dan stroke, terang Ahyani Sidik.
Sementara itu, dalam banyak kesempatan,Wali kota Surakarta, FX. Hadi Rudyatmo mengatakan, pencegahan penyebaran virus Corona lebih efektif dengan melakukan physical distancing.
“Jaga jarak, jangan berkerumun. Itu efektif untuk mencegah penyebaran virus Corona,” ujar Wali kota. (cr5/lut)