Kisah Sukarsih, Perawat yang Melawan Penyakit Covid-19 hingga Sembuh
Sukarsih, perawat RS Mardi Rahayu Kudus tak henti-hentinya memanjatkan rasa syukur saat dinyatakan sembuh dari covid-19 pada 3 April lalu. Namun hingga kini, masih ada stigma negatif dari masyarakat terhadapnya.
WANITA berusia 29 tahun ini pun mengajak, agar penderita covid-19 tidak dikucilkan di masyarakat. Justru, harus mendapat dorongan moril agar semangat untuk melawan penyakit. Hal ini ia rasakan betul saat menjalani masa isolasi selama 16 hari di RS Mardi Rahayu.
“Selama dirawat, saya mendapat banyak dukungan. Terutama dari rekan-rekan di rumah sakit yang sering menghibur lewat komunikasi handphone. Jadi di pikiran menjadi positif,” katanya, kemarin.
Menurutnya, dengan pikiran positif akan membuat proses penyembuhan juga maksimal. Sebab, tubuh merespon baik berbagai tindakan dan obat yang diberikan dokter. “Tapi sebaliknya, jika pikiran negatif dan khawatir berlebihan justru tidak baik,” sarannya.
Sukarsih menceritakan, awal mulanya ia merasakan sakit perut, diare dan kepalanya pusing setelah empat hari bertugas di ruang isolasi khusus covid-19, 25 Maret lalu. Dia sempat mengira kondisi itu efek lain dari menstruasi yang tengah dialaminya.
Karena kondisinya semakin tidak nyaman, dia memeriksakan diri ke instalasi gawat darurat (IGD). Dokter yang memeriksanya menyarankan untuk rawat inap setelah mengetahui Sukarsih memiliki riwayat bertugas di ruang isolasi khusus covid-19.
“Tanggal 27 Maret 2020, dokter menyarankan untuk CT Scan Thorax atau CT Scan dada. Hasilnya ternyata mengarah ke covid-19 dan saya berstatus jadi pasien dalam pengawasan (PDP). Hari itu juga saya dipindah ke ruang isolasi khusus PDP,” bebernya.
Keesokan harinya, Sabtu (28/3), Sukarsih menjalani rapid test. Hasil rapid test, Sukarsih positif covid-19. Untuk memastikan, pihak rumah sakit mengambil sampel swab Sukarsih di hari yang sama dengan rapid test. Hasil uji swab menguatkan rapid test. Sukarsih dinyatakan positif terinfeksi virus corona.