SEMARANG – Hobi menanam, khususnya menanam di lahan yang sempit dinilai bisa menjadi solusi ketahanan pangan rumah tangga. Terlebih saat wabah Covid-19 berkecamuk.
Hal ini, dibuktikan oleh Ketua PKK Provinsi Jawa Tengah, Siti Atikoh bersama Sekretaris Pokja III Woro Sri Hartati.
Mereka bertanam empon-empon, dan sayuran, memanfaatkan lahan sempit dan sisa bumbu dapur serta barang tak terpakai di rumah, sebagai pot. Dengan alat-alat seadanya, halaman bisa diubah bak swalayan kebutuhan memasak, tanpa harus keluar rumah.
“Media tanamnya bisa apa saja, mulai dari bekas plastik minyak goreng. Di lahan sempit bisa juga bertanam secara vertikal atau hidroponik. Tidak menyita tempat,” ujar Woro belum lama ini.
Woro mengatakan, menanam sayur dan bumbu dapur tidak sulit. Yang dibutuhkan hanya media tanam, berupa sekam pupuk kandang dan penyemprot air. “Yang terpenting lagi adalah niat. Kalau sudah niat gampang menanam,” tuturnya.
Ia menyebut, hampir semua bumbu dapur seperti jahe, kencur, temulawak mudah sekali tumbuh tunas. Sedangkan untuk sayur-sayuran, atau cabai diperlukan perlakuan khusus agar bisa berkembang.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menyambut positif gerakan tanam di lahan sempit, oleh TP PKK Provinsi Jateng. Menurutnya, aktifitas macam itu perlu dikembangkan di tengah wabah Covid-19.
“Giat seperti ini perlu digencarkan, lantaran sesuai dengan konsep Jogo Tonggo di tengah wabah Covid-19. Melalui jimpitan beras, menanam sayur mayur di halaman, sehingga kita bisa berbagi membantu tetangga (yang terdampak Covid-19),” paparnya.
Menurutnya, menanam di lahan sempit bisa diberdayakan di wilayah perkotaan. Dengan konsep ini, ia berharap kebutuhan dapur bisa dipenuhi secara mandiri. Otomatis, hal itu mengurangi aktifitas belanja ke luar rumah.
“Ibu-ibu seumpama di wilayah ada pekarangan kosong, minta sama pak lurah atau kepala desa untuk bisa ditanami. Inilah konsep Jogo Tonggo guna membentuk ketahanan pangan di hulu,” pungkas Ganjar. (dim/pal/lut)