Kudus  

Pengadaan Alat RT-PCR, RSUD Kudus Siapkan Ruang Khusus

MENINJAU: Plt Bupati Kudus HM Hartopo saat meninjau kesiapan ruang di RSUD guna penempatan RT-PCR.(DOK. DIKSOMINFO KUDUS FOR LINGKAR JATENG)
KUDUS – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Loekmonohadi Kudus tengah menyiapkan ruangan khusus. Ruang ini rencananya akan digunakan untuk penempatan alat Real Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR). Alat PCR itu guna melakuka pengujian sampel swab dari pasien terindikasi covid-19.
Ketua Gugus Tugas Covid-19 yang juga Plt Bupati Kudus HM Hartopo mengatakan, pengadaan alat RT-PCR ini sebagai bentuk ikhtiar pemkab agar penanganan Covid-19 di Kabupaten Kudus segera teratasi. Alat ini merupakan bantuan dari perusahaan swasta di Kota Kretek.
“Alat tersebut mampu mendeteksi Covid-19 secara akurat,” katanya kemarin.
Pihaknya juga telah mengecek kesiapan RSUD Kudus dalam memfasilitasi penempatan dan pengoperasian alat ini. Sebelumnya, telah ada dua unit alat tes cepat molekuler untuk TBC (TCM-TB) yang dimiliki. Namun batal digunakan untuk uji swab Covid-19 karena pemkab lebih memilih menunggu RT-PCR yang diberikan oleh swasta.
“Kami ucapkan terima kasih atas kepedulian dan donasi yang diberikan. Sehingga alat tersebut nantinya dapat digunakan di RSUD dr. Loekmonohadi,” imbuhnya.
Saat ini, perkembangan covid-19 di Kota Kretek terdapat penambahan tiga kasus pada Rabu (6/5) malam. Sehingga totalnya sebanyak 40 orang. Dua di antaranya dari dalam wilayah. Sementara satunya lagi berasal dari luar wilayah.
Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Andini Aridewi mengatakan, kasus pertama seorang perempuan berusia 42 tahun berdomisili di Kecamatan Bae. Dilakukan swab PCR 24 April dan dirawat di RS Mardi Rahayu. Kasus kedua, seorang perempuan berdomisili di Kecamatan Jati dengan hasil swab posirif pada 6 Mei.
“Yang ketiga merupakan kasus baru luar wilayah. Yaitu perempuan 26 tahun berdomisili Karanganyar Demak dan bekerja di Kudus,” jelasnya.
Selain itu, Dinas Kesehatan Kudus juga mencatat 1 kasus covid-19 dalam wilayah meninggal. Yakni seorang wanita berusia 52 tahun dengan penyakit penyerta berdomisili di Kecamatan Bae. Ia dirawat sejak 23 Maret.
“Jadi total meninggal ada enam orang,” pungkas Andini. (mam/lut)