Pelaku UMKM ini Masih Aktif Produksi Meski Pandemi

UMKM KUDUS
Sugiharto saat menunjukkan produk roti yang ia produksi. (SYAMSUL HADI/LINGKAR JATENG)

KUDUS – Salah satu pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Kota Kretek, Roti Global masih aktif berproduksi dikondisi pandemi seperti ini. Perusahaan tersebut terletak di Kedopok, Piji, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus.

Suami dari Nur Eko Hariyanti ini memilih usaha dibidang roti sebab ada keterampilan disitu. “Saya suka dengan dunia roti, dan mengikuti pelatihan tentang keterampilan membuat di Jakarta. Seusai pelatihan baru mengembankan usaha ini,” ucap Sugiharto.

UMKM yang memproduksi berbagai jenis roti kering dan roti basah ini didirikan oleh Sugiharto pada tahun 2012. Hingga saat ini sudah delapan tahun usaha roti yang dijalani oelh bapak tiga anak ini.

Toko yang sekaligus tempat produksi roti ini mulai buka pukul 07.00 sampai 17.00. Dalam pembutannya terdapat dua tipe produksi, roti kering dan basah. Untuk roti kering, ada empat item, bagelen, roti kacang, bolu panggang, bolu cuplik. Sedangkan basah mengikuti pesanan, seperti, donat, brownies, cake, roti dengan berbagai varian rasa, pisang cokelat, dan masih banyak lagi.

 

Sugiharto menceritakan diawal mengembangkan usahanya ia pernah mengalami kendala dibagian permodalan. Saat itu ia mencoba melakukan pinjaman ke koperasi.

“Semua pelaku usaha mempunyai kendala. Saya soal modal, saat itu sampai pinjam buat modal ke koperasi,” tuturnya.

UMKM KUDUS
Aneka roti yang dijajahkan di toko.

Saat ini usaha roti Sugiharto sudah menjadi binaan Dinas Perindustrian, Koperasi, dan UKM di Kabupaten Kudus. Sebelum adanya Covid-19 usaha rotinya mempunyai 10 karyawan untuk produksi. Kini saat pandemi menjadi 5 orang perhari secara bergiliran atau terjadwal. Hal itu disebabkan karena adanya penurunan produksi selama pandemi ini.

UMKM KUDUS
Proses pembuatan roti yang dilakukan oleh salah satu karyawan Sugiharto.

Roti Global adalah salah satu pelaku UMKM di Kudus yang tercatat di program bantuan bahan baku dari Dinas Perindustrian, Koperasi, dan UKM di Kabupaten Kudus. Dengan harapan agar dapat membangkitkan kembali usahanya. Bantuan berupa tepung, 50 kilogram gula, 50 kilogram telur, 40 liter minyak.

“Kita modelnya tidak nyetok atau dipasarkan di suatu tempat. Kita memulai produksi jika ada yang memesan. Dan selama ini memang pendapatan menurun, bisa dipersentase kan sekitar 30 persen dibanding sebelum adanya pandemi,” Sugiharto.(cr2/fat)