SEMARANG – Upaya pemerintah Jawa Tengah memutus mata rantai penyebaran covid-19 dengan mengebut tes PCR massal terkendala. Sejumlah laboratorium PCR yang ada di Jateng mengeluhkan ketersediaan barang habis pakai.
Persoalan-persoalan itu dibahas serius oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo saat rapat percepatan penanganan covid-19 di gedung A lantai 2 kompleks Pemprov Jateng, kemarin.
Ganjar mengatakan, tidak menutup kemungkinan akan menggandeng pihak swasta untuk mendorong target 5000 tes PCR dalam sehari.
“Tadi ketemu masalahnya, kenapa tes PCR sulit didorong. Ternyata, ada beberapa problem di laboratorium. Kebanyakan mengeluhkan barang habis pakai, seperti reagen dan sebagainya yang ternyata belum tercover penuh. Ini butuh dicover, kalau tidak, mereka akan lambat kerjanya,” kata Ganjar usai memimpin rapat.
Akan tetapi, pemerintah lanjut Ganjar cukup kesulitan memenuhi kebutuhan itu. Maka, ia membuka ruang adanya kerjasama dengan laboratorium swasta guna percepatan proses pengetesan massal.
“Kalau memang lab pemerintah tidak mampu, ya kita ajak swasta saja. Kalau sama-sama satu pemeriksaan swab nominalnya Rp1 juta atau Rp1,5 juta, ya sudah kasih swasta saja biar mengerjakan. Kalau kita memang sulit mendapatkan reagen dan barang habis pakai lain, ya kasih swasta saja. Nanti sistemnya reimburse,” jelasnya.