DEMAK – Wakil Ketua Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Santoso Provinsi Jawa Tengah, mendesak pemerintah agar mempercepat penyelesaian pembebasan lahan proyek Jalan Tol Semarang-Demak.
“Wacana pembangunan tol ini sudah sejak 2016, penentuan lokasi sudah ada karena tidak segera dieksekusi masyarakat yang kena rob makin menderita, mereka tidak bisa melakukan perbaikan rumah maupun lingkungan tapi tidak dibayar,” kata Hadi, saat meninjau lokasi pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak di Kecamatan Sayung, kemarin.
Ia mengungkapkan, sampai September 2020 persentase pembebasan Jalan Tol Semarang-Demak Seksi I ruas Semarang-Sayung tercatat baru lima dari 426 bidang atau setara 9,63 persen. Sedangkan pada Seksi II ruas Sayung-Demak sebanyak 227 dari 1.314 bidang atau setara 31,87 persen.
“Kemarin ada masalah dana, sekarang kementerian keuangan menyediakan Rp1,3 triliun, jangan ditunda lagi terutama (pembebasan lahan) yang milik warga,” ujarnya .
Hadi mencontohkan, di Desa Sidogemah ada 513 bidang tanah yang 70 persennya berupa rumah warga, 84 bidang di Kadilangu berupa tanah wakaf, dan 64 bidang berupa tanah kas desa.
“Dari total 1.605 bidang dengan luas 5.351.033 meter persegi, yang tersebar di enam kecamatan dan 15 desa, baru 274 Bidang atau setara dengan 17,07 persen yang dibebaskan, memang yang terbanyak ada di Seksi I yang terendam air (rob),” terangnya.