Empat Sektor Digenjot Guna Pulihkan Kontraksi Ekonomi Jateng

Kepala OJK Regional 3 Jawa Tengah dan DIY, Aman Santosa
Kepala OJK Regional 3 Jawa Tengah dan DIY, Aman Santosa. (HUMAS/ JOGLO JATENG)

SEMARANG – Empat sektor ekonomi berusaha digenjot Jawa Tengah guna memulihkan akibat krisis yang ditimbulkan dari Covid-19. Empat sektor tersebut yakni perdagangan, industri pengolahan, pertanian dan konstruksi.

Kepala OJK Regional 3 Jawa Tengah dan DIY, Aman Santosa mengatakan, saat ini perekonomian Jawa Tengah pada triwulan II tahun 2020 mengalami kontraksi sebesar 5,94%.

“Salah satu upaya yang akan dilakukan oleh perbankan adalah percepatan ekspansi kredit pada sektor-sektor yang memiliki kontribusi besar terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan sangat berperan menggerakan ekonomi Jawa Tengah agar tumbuh positif,” katanya, kemarin.

Baca juga:  Tak Ada Siswa yang di-DO karena Ikut Demo

Selain itu, berdasarkan data per 2 September 2020, restrukturisasi kredit perbankan di Jawa Tengah telah mencapai angka Rp58,34 triliun dengan debitur yang telah direstrukturisasi sebanyak 1.143.714 akun.

“Komposisi restrukturisasi terhadap mikro mendominasi restrukturisasi yang dilakukan perbankan yaitu sebesar Rp20,57 triliun atau 35,27% dari total restrukturisasi,” tegangnya.

Kemudian, lanjut Aman, terkait dengan Penempatan Uang Negara yang telah ditempatkan di Bank Himbara dan Bank Jateng telah disalurkan sebesar Rp9,11 triliun naik sebesar 240,80% (mtm) dengan 191.893 debitur naik sebesar 249,07% (mtm) dengan sektor yang mendominasi ekspansi kredit adalah sektor perdagangan besar eceran, pertanian dan industri pengolahan.

Baca juga:  Nasdem Totalitas Dukung Dico

Program PEN lainnya yaitu pemberian subsidi bunga, dengan realisasi subsidi bunga di Jawa Tengah per 7 September 2020 sebesar Rp221,82 miliar dengan total debitur sebanyak 946.458 debitur.

“Selain sektor perbankan, program PEN lainnya yang telah direalisasikan di Jawa Tengah adalah penjaminan kredit oleh Askrindo dan Jamkrindo yang hingga 4 September 2020 telah mencapai Rp656,87 miliar dengan total debitur sebanyak 1.204 terdiri dari debitur UMKM dan Komersial,” kata dia.

Aman berharap hasil koordinasi dan kesepakatan yang dihasilkan ini dapat segera ditindaklanjuti oleh seluruh pihak khususnya pelaku jasa keuangan di Jawa Tengah sehingga dapat mendorong kembali perkembangan usaha masyarakat dan UMKM di masa pandemi yang pada akhirnya diharapkan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah. (git/yos)