Batang  

Antisipasi Covid-19, RSUD Kalisari Tambah 12 Tempat Tidur

Rumah Sakit Umum Daerah Kalisari Kabupaten Batang
SUASANA: Rumah Sakit Umum Daerah Kalisari Kabupaten Batang. (ANTARA/ JOGLO JATENG)

BATANG – Rumah Sakit Umum Daerah Kalisari, Kabupaten Batang menambah sebanyak 12 tampat tidur. Hal ini sebagai antisipasi kemungkinan bertambah pasien positif terpapar Covid-19 yang harus menjalani rawat inap atau karantina.

Direktur RSUD Kalisari Tri Handoko mengatakan, saat ini RSUD hanya memiliki sebanyak 26 tempat tidur yang dikhususkan untuk pasien positif terpapar Covid-19. “Akan tetapi, jika melihat tren kasus pasien positif COVID-19 terus mengalami peningkatan maka kami akan menambah 12 tempat tidur lagi,” katanya di Batang, kemarin.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Batang per 21 September 2020, jumlah kasus Covid-19 sebanyak 330 orang terdiri atas 236 orang dinyatakan sembuh, 70 dirawat, dan 24 orang meninggal dunia.

Baca juga:  Tim KKN Undip Optimalisasi Gizi Balita Melalui Edukasi Aplikasi e-PPGBM dan Pembuatan Makanan Sehat

Kepala Seksi Bidang Pelayanan RSUD Kalisari, Samuri mengatakan bahwa penambahan 12 tempat tidur itu akan direalisasikan pada pekan depan. “Kita akan menambah 12 tempat tidur lagi dan diharapkan dalam pekan ini sudah bisa siap (digunakan, red.) untuk mengantisipasi adanya kemungkinan lonjakan pasien positif Covid-19,” katanya.

Menurutnya, hingga kini, RSUD masih melakukan penanganan secara intensif terhadap lima pasien positif terpapar Covid-19 untuk proses penyembuhan dan tujuh orang yang masih hasil tes usap keluar.

“Jadi ada 12 orang yang saat ini sedang menjalani proses rawat inap. Selain itu, ada empat orang yang mengarah terpapar COVID-19 namun kita belum memasukkan pasien itu ke ruang inap,” katanya.

Baca juga:  Dikukuhkan Jadi Sekolah Budaya, ESTU Lestarikan Tradisi

Ia meminta pada para pasien yang masuk ke ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD agar bersikap jujur menceritakan riwayat perjalanan. Pernah atau tidak berkontak fisik dengan orang yang terpapar Covid-19.

“Namun, masih ada saja pasien yang tidak jujur terkait riwayatnya sehingga kami kesulitan untuk merawatnya meski tetap menggunakan standar pelayanan sesuai petunjuk dari Kementerian Kesehatan,” katanya. (ara/gih)