AMBON – Kapal layar berbendera Belanda, Arka Kinari yang melakukan pelayaran menelusuri wilayah jalur rempah di Indonesia, meninggalkan Pulau Banda, Kabupaten Maluku Tengah. Guna melanjutkan pelayarannya menuju Pulau Selayar, provinsi Sulawesi Selatan, beberapa waktu lalu.
Kapal layar bertiang dua yang dinakhodai Ben Blankenship dan mengangkut tujuh orang kru, termasuk pasangan suami-istri pemilik kapal sekaligus musisi Grey Filastine dan Nova Ruth, memulai pelayaran dari perairan Banda Naira, Pulau Banda menuju Pulau Selayar sekitar pukul 15.45 waktu setempat.
“Kapalnya telah berangkat dari Banda Naira menuju Pulau Selayar sekitar pukul 15.45 WIT,” ujar Reza Tuasikal, inisiator sekaligus pelaku usaha pariwisata di Pulau Banda.
Sejumlah warga Banda melepas keberangkatan kru kapal layar yang membawa masing-masing empat orang kru berkebangsaan Indonesia dan Eropa itu. Kapal layar tersebut, tiba di Pulau Banda yang disebut sebagai titik nol Jalur Rempah dunia pada 15 September 2020.
Selama sepekan lego jangkar di pulau penghasil pala, kayu manis dan kenari itu, delapan kru sekunar tersebut melakukan serangkaian kegiatan dengan tujuan mengadvokasi masyarakat, terutama generasi muda untuk mencintai dan menjaga alam serta lingkungan.
Kru sekaligus pemilik kapal, Nova Ruth dan Grey Filastine mengaku, perjalan mereka dengan dengan kapal layar tersebut menuju Indonesia memakan waktu lebih dari setahun, dimulai dari Rotterdam, Belanda pada 23 Agustus 2019.
“Kami sangat senang dan berbahagia dapat melakukan perjalanan panjang dan melelahkan ini hingga tiba di Indonesia,” ujar Nova Ruth yang juga seorang musisi berkelas internasional.
Kehadiran sekunar tersebut di Indonesia berkolaborasi dengan Ditjen Kebudayaan Kemendikbud untuk mengunjungi sejumlah tempat di Tanah Air yang dikenal sebagai titik Jalur Rempah yang dimulai dari Sorong, Provinsi Papua Barat, Pulau Banda Maluku, Selayar, Makassar (Sulsel) dan akan berakhir di Benoa, Bali pada 31 Oktober 2020.
Nova Ruth yang merupakan warga Indonesia asal Malang, Jawa Timur, mengaku ia dan suaminya Grey Filastine serta seluruh kru sekunar tersebut, sangat gembira diberikan kepercayaan untuk berlayar merintis jejak Jalur Rempah di negara kelahirannya.
“Ini sebuah kepercayaan yang luar biasa besar. Kami tidak akan menyia-nyiakan tanggungjawab ini,” ujar Nova.
Dia berharap program Jalur rempah yang digagas dan digaungkan Direktorat Jenderal (Ditjen) Kebudayaan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dalam beberapa tahun terakhir. Bisa menjadi landasan bagi UNESCO untuk menetapkannya sebagai warisan dunia.
Menurutnya, jalur rempah Indonesia bukan sekedar cerita masa lalu tetapi juga menjadi cikal bakal perkembangan dunia saat ini.(ara/akh)