Musim Pandemi Covid-19, Janda Bolong Banyak Diburu

Janda Bolong
LANGKA: Tanaman Janda Bolong. (ISTIMEWA)

MAGELANG – Musim Pandemi Covid-19, perburuan tanaman hias justru marak di kalangan masyarakat. Permintaan terus naik setelah lebaran Idul Fitri. Salah satu tanaman yang paling diminati adalah “Janda Bolong”. Tumbuhan spesies Monstera adansonii variegated ini selalu menjadi incaran hingga sejumlah petani tanaman hias kehabisan stok.

Hampir semua kios tanaman hias di Dusun Bojong, Desa Giyanti, Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang, kehabisan stok Janda Bolong.

“Setelah lebaran kemarin, banyak yang cari Janda Bolong. Saya sampai kehabisan stok,” kata Chamilatul Chasanah, pemilik salah satu kios tanaman hias di Giyanti Candimulyo Kabupaten Magelang, kemarin.

Chamilatul tidak mengetahui secara pasti, mengapa tanaman ini banyak di cari. Tetapi menurutnya, tanaman ini cukup mudah merawatnya. “Mungkin karena banyak orang-orang kaya yang menjadikan tanaman ini sebagai hiasan di rumah, jadi banyak yang kepingin. Kalau difoto memang kelihatan bagus,” katanya.

Sejak menjadi pengusaha tanaman hias 25 tahun lalu, baru kali ini Janda Bolong diburu banyak orang, terutama ibu-ibu muda. Setiap hari ada saja yang datang untuk membeli. “Kalau Sabtu dan Minggu bisa puluhan orang yang cari,” katanya.

Menurutnya, “Janda Bolong” dinilai unik oleh banyak orang, karena di bagian daunnya memiliki lubang alami yang menjari sesuai tulang daun. Daunnya berwarna hijau cerah. Tanaman ini tergolong tanaman rambat. Memiliki akar angin dan tumbuh di tempat yang teduh. Monstera ini diyakini mampu mendatangkan atmosfer hutan tropis di dalam ruangan.

Selain ditanam di tanah, janda bolong bisa ditanam dengan sistem hidroponik. Dapat bertahan di dalam ruangan. Selain mempersegar, juga dapat mengangkat keindahan ruangan. “Jadi dinamakan Janda Bolong, karena tanaman ini hidup sendirian,” katanya Chamilatul berseloroh.

Karena banyak peminat, menjadikan harga Janda Bolong meroket. Apalagi saat ini sudah cukup langka. Dulu, sebelum Pandemi Covid-19 harga tiap daunnya Rp 15 ribu. Sekarang, tak bisa diprediksi tergantung permintaan pasar. Ada yang ratusan ribu bahkan hingga jutaan. “Semakin langka, semakin mahal,” ujarnya.

Hal senada juga disampaikan petani tanaman hias dari toko tanaman berbeda. Petani, Luluk mengaku, setiap hari dia mendapatkan permintaan tanaman janda bolong. Namun, permintaan selalu ditolak lantaran sudah kehabisan stok.

Ia juga mengaku hanya memiliki satu stok bibit Janda Bolong dan baru setinggi 5 cm. Harganya saat ini sudah mencapai Rp85 ribu, padahal sebelumnya hanya Rp30 ribu. “Harganya masih bisa melambung tergantung pasar. Tapi saat ini kami kehabisan stok,” katanya. (hms/yos)