Budidaya Maggot Solusi Permasalahan Sampah

ternak maggot
BUDIDAYA: Ani Ciswinarsih saat menunjukkan ternak maggot miliknya, Selasa (6/10). Selain dapat menjadi solusi sampah maggot juga memiliki nilai ekonomi. (AFIFUDIN/ JOGLO JATENG)

PEMALANG — Berdasarkan data Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Indonesia menghasilkan 67 ton sampah pertahun. Dimana jenis sampah yang dihasilkan adalah 60 persen dari sampah organik.

Dalam rangka mengurangi sampah organik, ternyata maggot sangat efektif. Maggot atau larva dari lalat jenis Black Soldier Fly (BSF) merupakan serangga yang unik. Dalam proses pertumbuhannya, maggot membutuhkan sampah untuk makanannya. Khususnya dari limbah dapur seperti buah, sayuran dan sampah organik lainnya.

Salah satu pengusaha budidaya maggot, Ani Ciswinarsih mengatakan, untuk memberi makan maggot tidak sulit. “Cara memberi makan maggot gampang mas, cukup pakai sampah organik,” ungkapnya.

Baca juga:  Lewati Tes Kesehatan, Vicky: Gladiator Punya Tubuh Yang Kuat

Ani juga menambahkan, untuk proses pertumbuhan dari telur ditetaskan menjadi larva, prepupa jadi pupa hingga menjadi lalat membutuhkan 15 sampai 20 hari. Selain sebagai upaya pendaurulangan sampah organik, maggot juga memiliki nilai ekonomi yang lumayan. Bahkan mulai dari proses telur hingga menjadi lalat dan mati, semuanya bisa dimanfaatkan.

Maggot bisa dijadikan pakan ayam, cangkang pupa setelah menjadi lalat bisa dijual atau bisa menjadi campuran makanan ayam. Sedangkan lalat yang mati bisa digunakan untuk pakan lele karena kandungan proteinnya yang tinggi.

“Maggot itu makhluk hidup zerois, mulai dari telur hingga mati bisa dimanfaatkan semua,” imbuhnya.

Baca juga:  Mansur-Bobby Targetkan 70 Persen Suara

Ani mengawali budidaya maggot sejak sekitar dua tahun lalu, bermula saat ia mencari pakan alternatif untuk lele yang dipelihara. Sejak saat itu ia mulai mencari berbagai macam alternatif untuk pakan lele yang murah dan berkualitas. Hingga akhirnya menemukan maggot kemudian mulai belajar untuk budidaya maggot dan mencari mitra kerjasama.

Dalam jangka waktu satu bulan, maggot bisa dipanen sebanyak satu sampai dua kali, tergantung bagaimana metode pemberian pakan. Sedangkan untuk masalah pemasaran, Ani melakukan kerjasama dengan berbagai mitra dan kelompok budidaya, baik budidaya lele maupun ayam.

Baca juga:  23 OPD Meriahkan Karnaval Pembangunan

Ani menyampaikan pesan bagi pemula yang ingin belajar budidaya maggot. Terpenting menurutnya adalah kesabaran dan keuletan. Terutama bagi anak muda yang harus banyak berinovasi, apalagi budidaya maggot juga ikut membantu mengurangi sampah organik.

“Anak muda seharusnya lebih inovatif, jangan malu dan jangan takut untuk bergerak”, pungkasnya. (cr1/fat)