YOGYAKARTA – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta melakukan berbagai langkah antisipasi menghadapi potensi bencana pada musim pancaroba dan musim hujan. Seperti meminta wilayah meningkatkan intensitas pelaporan cuaca.
“Kegiatan net control akan ditingkatkan intensitasnya, yaitu pelaporan perkembangan cuaca di wilayah ke pusdalops,” kata Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan BPBD Yogyakarta Iswari Mahendrarko, kemarin.
Menurut dia, pelaporan perkembangan kondisi cuaca tersebut sangat penting dilakukan untuk mengantisipasi perubahan cuaca yang berpotensi menimbulkan bencana. Khususnya di wilayah rawan, seperti bantaran sungai.
Pihaknya memastikan akan melakukan pemantauan kondisi dan situasi saat hujan turun. Selain itu. Personel tim reaksi cepat BPBD Kota Yogyakarta siap 24 jam setiap hari untuk mengantisipasi bencana yang bisa terjadi sewaktu-waktu.
Saat musim hujan, sejumlah bencana yang berpotensi terjadi di musim hujan, di antaranya banjir, puting beliung, dan tanah longsor. “Selain itu, kami juga akan memperbarui perkembangan informasi cuaca dari BMKG yang bisa diakses melalui media sosial atau menghubungi kantor BMKG terdekat,” katanya.
Sejumlah peralatan pendukung, seperti early warning system (EWS) yang ditempatkan di sungai juga terus dipantau dan dirawat secara berkala sehingga peralatan tersebut tetap berfungsi dengan baik.
Saat ini, EWS terpasang di 16 titik yang terdiri dari tujuh titik di tepi Sungai Code, empat titik di Sungai Winongo, dan lima titik di Sungai Gajah Wong. Sebanyak 15 EWS berfungsi baik dan satu dalam tahap perbaikan.
“Komunikasi dengan kampung tangguh bencana (KTB) maupun kelurahan tangguh bencana (kaltana) terus dilakukan agar wilayah juga terus waspada terhadap potensi-potensi bencana di musim hujan,” imbuhnya.
Setiap KTB sudah dilengkapi dengan peralatan seperti kendaraan roda tiga, “chainsaw”, pompa air, genset. Peralatan tersebut juga harus dipastikan berfungsi dengan baik. Saat ini terbentuk 115 KTB yang berada di 111 kampung dari total 169 kampung di Kota Yogyakarta.
“Untuk kampung yang belum memiliki KTB diharapkan pengurus kampung dan kelurahan dapat berperan aktif dalam kesiap-siagaan bencana,” pungkasnya.
Kampung rawan bencana khususnya yang berada di tepi sungai sebagian besar sudah memiliki KTB dan telah menyiapkan jalur evaluasi serta titik kumpul sementara apabila terjadi banjir.(ara/akh)