JAKARTA – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menyebutkan jamur merupakan alternatif bahan pangan bernutrisi. Jamur dapat dikonsumsi masyarakat untuk tetap mendapatkan asupan bergizi di tengah masa pandemi Covid-19.
“Jamur pangan ini mengandung protein yang cukup tinggi, meski kalau dibandingkan dengan protein hewani masih lebih rendah. Tapi jamur pangan sama seperti protein hewani mengandung sembilan asam amino esensial yang terdapat pada protein hewani sehingga dapat dikatakan sejajar dari setiap asam amino, dari segi struktur asam aminonya atau komposisi asam aminonya,” kata peneliti Pusat Penelitian Biologi LIPI Iwan Saskiawan di Jakarta, belum lama ini.
Jamur pangan mengandung nutrisi yang bermanfaat untuk kesehatan tubuh. Dari hasil penelitian rata-rata jamur pangan mengandung 19-35 persen protein lebih tinggi jika dibandingkan dengan beras (7,38 persen) dan gandum (13,2 persen).
“Asam amino esensial yang terdapat pada jamur, ada sekitar sembilan jenis dari 20 asam amino yang dikenal. Selain itu 72 persen lemaknya termasuk jenis lemak tidak jenuh,” tutur Iwan.
Iwan mengatakan, jamur juga mengandung berbagai jenis vitamin, antara lain B1 (thiamine), B2 (riboflavin), niasin, dan biotin. Selain elemen mikro, jamur juga mengandung berbagai jenis mineral, antara lain kalium, fosfor, kalsium, natrium, magnesium, selenium dan tembaga. Jamur juga memiliki kandungan serat yang berkisar antara 7,4 hingga 24,6 persen sehingga sangat baik untuk pencernaan.
Direktur Eksekutif Asia Pacific Centre for Ecohydrology (APCE) – UNESCO Category II Centre, Ignasius Dwi Atmana Sutapa mengatakan, jamur pangan menjadi salah satu komoditas pangan pilihan masyarakat Indonesia yang paling mudah dibudidayakan oleh rumah tangga.
“Jamur pangan mempunyai kualitas pangan yang cukup baik, padat gizi, dan membantu memenuhi kebutuhan asupan protein ketika daya beli masyarakat menurun,” ujar Ignasius. (ara/gih)