Dirikan Usaha Baru Meski Pandemi

Pancal Bike
KREATIF: Nugroho Sigit Riyadi sedang merakit sepeda dorongnya yang dinamai “Pancal Bike”. Ia memanfaatkan jadwal kerjanya yang menggunakan sistem shift. (ANTARA/ JOGLO JATENG)

BANTUL – Pandemi wabah COVID-19 yang terjadi sejak enam bulan lalu membuat sebagian besar bahkan hampir semua warga lebih banyak beraktivitas di rumah, Kondisi dengan waktu yang lebih banyak di rumah tersebut dimanfaatkan oleh Nugroho Sigit Riyadi, warga Desa Baturetno, Banguntapan dengan memproduksi kerajinan sepeda dari kayu.

Ia menamai usaha yang digeluti sejak Maret dan mulai fokus pada sekitar Mei lalu dengan “Pancal Bike”. Sepeda dorong ini diperuntukan untuk anak usia 1,5 tahun sampai usia TK itu dan tidak dilengkapi dengan pedal, rantai dan komponen untuk dikayuh.

Baca juga:  Singgih Masih Buka Peluang Koalisi

Nugroho membuat sepeda kayu di teras rumah memanfaatkan waktu libur selang seling satu hari dari tempat kerjanya sebagai karyawan toko kerajinan perak Kotagede Yogyakarta yang diberlakukan sejak pandemi Covid-19. Kondisi perusahaan saat itu yang terpaksa harus mengurangi karyawan.

“Ketika pandemi COVID-19 mulai masuk, pihak toko mengambil kebijakan yang bertujuan untuk menekan pengeluaran yaitu masuk kerja diselang-seling, satu hari masuk, satu hari libur, dan saya memanfaatkan di waktu libur untuk mengerjakan sepeda kayu,” kata Nugroho.

Meski saat ini pihak toko perak tempat kerjanya sudah mengembalikan sistem kerja normal dengan adaptasi kebiasaan baru seperti sebelum pandemi. Namun Nugroho tetap melanjutkan wirausaha itu, bahkan dia meminta agar toko tetap mempekerjakan dengan sistem masuk selang-seling.

Baca juga:  DPRD Jateng Dijaga Ketat, Massa Aksi Geruduk Balai Kota

Sepeda anak dengan bahan baku kayu jati Belanda ini menurut Nugroho pernah dikirim ke luar daerah seperti Jawa Barat, Kalimantan dan lokalan di Yogyakarta, bahkan punya rencana dikirim ke Malaysia, namun masih terkendala dengan ongkos kirim yang mahal.

“Kami jual mulai dari Rp250 ribu sampai Rp300 ribu per buah. Dalam satu hari bisa membuat dua sepeda, Alhamdulillah tidak ada kesulitan dalam mencari bahan baku karena di Yogyakarta banyak yang jual kayu,” katanya.

Selama pandemi COVID-19 hingga saat ini, Nugroho telah menjual sekitar 50 sampai 70 sepeda kayu, bahkan masih ada stok di rumah yang siap dipromosikan. Dengan wirausaha ini, dia mengaku bisa memperoleh pendapatan rata-rata sekitar Rp2 juta sampai Rp3 juta per bulan selama pandemi.(ara/akh)