Hampir 6 Ribu Orang Diamankan Didemo Tolak Omnibus Law

Pengunjuk rasa di Depan DPRD Jateng
AMANKAN: Pengunjuk rasa di Depan DPRD Jateng diamankan polisi. (SIGIT AF/ JOGLO JATENG)

SEMARANG – Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) mengamankan sebanyak 5.918 orang dari seluruh Polda jajaran saat aksi unjuk rasa menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja. Ribuan pendemo terpaksa ditangkap lantaran diduga membuat kericuhan.

“Dalam aksi berujung anarkis, Polri menangkap 5.918 orang,” kata Kadiv Humas Polri Irjen Argo Yuwono dalam keteranganya, kemarin.

Di antara ribuan orang yang ditangkap itu, sebanyak 240 orang dinaikan statusnya ke tahap penyidikan atau dengan kata lain dilakukan proses pidana.

“Sementara 153 orang masih dalam proses pemeriksaan, 87 orang sudah dilakukan penahanan,” tekan Argo.

Baca juga:  Rela Lepas Anggota DPD Terpilih

Mantan Karo Penmas Divisi Humas Polri ini menekankan, penegakan hukum terhadap

pendemo yang melakukan tindak anarkis sebagai upaya Polri menjaga wibawa negara sekaligus memelihara ketertiban dan keamanan masyarakat. “Negara tidak boleh kalah oleh premanisme dan intoleran,” tegas jenderal bintang dua ini.

Sementara itu, di Jawa Tengah sendiri polisi mengamankan sebanyak 97 pengunjuk rasa.

“Telah diamankan total ada 97 orang yang diduga pelaku anarkis, sementara 4 orang berinisial IAN, MAM, IRF, NAA kami proses hukum di Polrestabes Semarang, sebanyak 11 orang anggota kami mengalami luka, pendemo ada 11 orang luka-luka,” ucap Kabidhumas Polda Jateng, Kombes Pol Iskandar Fitriana Sutisna, kemarin.

Baca juga:  DPRD Jateng Sahkan Raperda Perubahan APBD Tahun Anggaran 2024

Para Pelaku tindak anarkis ini akan dijerat dengan pasal 212, 216, 170 KUHP tentang Pengeroyokan dengan ancaman pidana paling lama 12 tahun.

“Tidak ada masyarakat yg boleh mengganggu dan merusak fasilitas umum, sudah kami bubarkan dengan protap Kapolri mulai dari tim dalmas sabhara, sampai pasukan anti huruhara brimob karena eskalasi sudah meningkat anarkis, yang jelas Polri tetap memberi pelayanan terbaik untuk masyarakat,” tegasnya. (git/yos)