BATANG – Untuk memulihkan kondisi fisik, Bupati Batang Wihaji mengevakuasi Neiha Salwa Sihab (11) penderita kanker getah bening yang hanya bisa berbaring di kasur lantai untuk dibawa ke Rumah Sakit.
“Sesuai dengan pernyataan saya entah siapapun yang jadi prioritas kita bantu. Apalagi melihat kondisi fisik Neiha yang sudah agak parah harus dilakukan langkah-langkah cepat untuk memulihkan kondisi fisiknya dulu,” kata Wihaji saat mengunjungi di Dukuh Kebanyon, Kelurahan Kasepuhan, Kecamatan Batang, Kabupaten Batang, belum lama ini.
Neiha dengan berat badan 15 kg harus mendapatkan asupan makanan agar berat badannya seiimbang dengan usianya.
“Saya minta dibawa ke Rumah Sakit, agar ada penanganan khususnya untuk meningkatkan berat badannya berdasarkan saran dokter. Karena fisiknya lemas dan seumur dia berat badannya 30 kg,” katanya.
Menurut riwatnya, Neiha Salwa Sihab sudah pernah di Kemo di RSUP Karyadi Semarang tapi belum berhasil maka tahapan selanjutnya akan di sinar.
“Saya sudah telphon RSUD Kalisari Batang untuk evakuasi, segera tangani dan pulihkan fisiknya, baru tahapan berikutnya penyakit kanker getah bening dikordinasikan ke RSUP Karyadi Semarang,” jelasnya.
Untuk biaya pengobatannya sudah ditanggung oleh BPJS Kesehatan, maka Pemerintah Kabupaten Batang membantu operasional pengobatannya.
“Sementara Neiha kita rawat di Rumah Sakit, selama satu minggu pekerjaan Ayahnya sebagai ojek online kita ganti dan operasional pengobatannya Pemkab Batang juga membantu,” tandasnya.
Neiha Salwa Sihab adalah anak pasangan Sukasno dan Tulas Agustina, dua bulan terakhir ini hanya bisa berbaring di kasur lantai. Ia pun sudah bolak-balik menjalani rangkaian pengobatan. Mulai dari pengobatan medis maupun pengobatan alternatif.
Setelah beberapa kali menjalani kemoterapi, bocah kelas 6 SD ini sudah kehilangan kekuatan untuk menopang tubuhnya. Ditambah rasa pening dan nyeri yang kadang menyerang tubuh mungilnya yang kini hanya berbobot sekitar 15 Kilogram.
“Namun justru benjolan yang muncul semenjak Neiha kelas 2 SD ini semakin membesar. Terlebih ketika anak kedua dari empat bersaudara ini menjalani beberapa kali biopsi, untuk mendeteksi keganasan kankernya,” terangnya.
Bolak-balik Batang Semarang pun pernah dijalaninya hingga tiga kali lebih dalam sebulan. Suatu ketika pun, Neiha bahkan mampu menahan rasa sakitnya, hanya dengan mengendarai motor berdua dengan ayahya saja.
Namun, perjuangan yang telah diupayakan Neiha dan keluarga dalam menjemput kesembuhan belum berakhir. Bahkan setelah menjalani kemoterapi, sel-sel kanker di tubuh Neiha belum bisa sepenuhnya hilang.
Neiha yang tercacat sebagai warga Dukuh Kebanyon, Kelurahan Kasepuhan, Kecamatan Batang ini tinggal bersama keluarganya di Rumah Dinas sederhana sekitar 6×2.5 meter milik SDN Kasepuhan 01 Batang yang cukup lapuk.
“Karena tidak memiliki rumah sehingga pihak kelurahan dan sekolah berikan izin untuk menghuni Rumah Dinas guru,” pungkasnya. (hms/yos)