Gamelan Karawitan, Sarana Menjaga Hubungan Bilateral

Puncak Festival Budaya Karawitan Internasional
TEMBANG: Para sinden saat melantunkan tembang jawa pada Puncak Festival Budaya Karawitan Internasional di Bangsal Pagelaran, Keraton Yogyakarta, baru-baru ini. (HUMAS/ JOGLO JATENG)

YOGYAKARTA – Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X menghadiri Puncak Festival Budaya Karawitan Internasional di Bangsal Pagelaran, Keraton Yogyakarta, baru-baru ini,

Festival tersebut sejatinya diadakan secara luring setiap bulan Juli. Terkait situasi, maka pelaksanaannya tertunda dan digelar pada Oktober dengan konsep yang berbeda. Turut hadir mendampingi Ngarsa Dalem, Danrem 072/Pamungkas Brigjen TNI Ibnu Bintang Setiawan.

Festival karawitan ini sendiri diikuti 108 kelompok yang memperebutkan Piala Sri Sultan Hamengku Buwono X dan KGPAA Paku Alam X. Piala Sri Sultan Hamengku Buwono X diperuntukkan untuk kategori umum yakni nasional dan internasional. Sedangkan piala KGPAA Paku Alam X diperuntuukan untuk kategori pelajar dan anak skala nasional.

Pada sambutannya, Sri Sultan mengatakan, jika salah satu cara untuk menjaga hubungan bilateral adalah dengan mengirimkan seperangkat gamelan karawitan ke berbagai negara.

“Jadi kita tiap tahun pasti mengirim tidak kurang delapan perangkat gamelan, baik untuk kedutaan maupun organisasi seperti di Amerika, Eropa, Jepang, Australia dan sebagainya. Cara tersebut, dilakukan karena adanya konsekuensi mendunianya gamelan karawitan,’ jelas Sultan.

Adapun gamelan karawitan sendiri banyak dikirimkan ke wilayah Eropa Barat, seperti Inggris, Irlandia, dan lainnya.

“Jadi pendekatan politik kebudayaan penting, tidak sekadar kita bicara poltiik take and give. Tapi bicara kebudayaan tidak ada take and give (mengambil dan memberi)  tapi apa yang ada diterima. Dengan demikian kami mencoba berbuat sesuatu, kerjasama dengan kementerian luar negeri dan kedutaan di luar,” tutur Sultan.

Sultan berharap kemanapun dan dimanapun sesorang berada, kerawitan menjadi sesuau hal yang penting. “Harapan saya kemanapun kita berada, karawitan jadi sesuatu aktivitas yang penting. Kita bisa membangun dan kita melstarikannya, inisiatif diselenggarakannya festival disini semoga tidak berhenti,” imbuhnya.

Oleh karenanya, Sultan mengapresiasi festival karawitan yang tetap dapat dilaksanakan meski pandemi belum hilang dari muka bumi. “Festival yang diinisiasi Mabes TNI ini diharapkan dapat menjadi upaya untuk terus menghidupkan budaya tersebut di masa pandemi,” tutupnya. (hms/yos)