JOGLOJATENG.COM – Liga Premier Inggris dipastikan akan terus berlangsung meski Inggris memberlakukan lockdown terbaru, kata Perdana Menteri Boris Johnson mengonfirmasi pada Minggu (01/11).
Kasus virus corona telah meningkat dengan sangat cepat dalam di Inggris beberapa pekan terakhir, dengan negara tersebut melaporkan rata-rata lebih dari 20.000 kasus baru perhari selama 10 hari terakhir.
Merespon pertumbuhan ‘gelombang kedua’ virus tersebut, Boris Johnson mengumumkan dalam sebuah konferensi pers pada Sabtu (waktu setempat) bahwa Inggris akan memberlakukan kembali lockdown secara nasional.
Hal tersebut berarti akan menutup bisnis yang dianggap tidak esensial dan membatasi pergerakan populasi dalam upaya untuk mengurangi penyebaran virus corona.
Kompetisi teratas Inggris menjadi korban pandemi pada Maret lalu ketika musim 2019-20 ditangguhkan selama hampir empat bulan sebelum dilajutkan kembali dengan Liverpool sebagai juaranya.
Namun, Johnson menegaskan bahwa kompetisi musim ini tidak memiliki risiko tindakan serupa.
“Saya bisa mengatakan ya untuk Liga Premier Inggris, saya pikir, bersama otoritas,” kata PM tersebut kepada wartawan saat mengumumkan aturan lockdown baru yang dikutip Goal.
Pemberlakuan lockdown terbaru akan mulai dijalankan pada Kamis (waktu Inggris) sampai 2 Desember.
Menteri Digital, Budaya, Media dan Olahraga, Oliver Dowden membenarkan bahwa aktivitas olahraga divisi atas tidak akan terpengaruh dengan pemberlakuan baru tersebut.
“Perubahan berarti orang harus bekerja dari rumah bila memungkinkan,” jelas Dowden di Twitter.
“Namun, bila tidak memungkinkan, perjalanan ke tempat kerja akan diizinkan – misalnya, ini termasuk (tetapi tidak lengkap) olahraga elite yang dimainkan secara tertutup, produksi film & TV, pekerja telekomunikasi.”
Selain Liga Premier Inggris, beberapa divisi teratas Eropa telah mengambil langkah dalam menghadapi kasus yang meningkat di penjuru benua tersebut.
Ligue 1 Prancis akan terus berlanjut, seperti halnya Bundesliga, meskipun otoritas sepak bola Jerman telah mengeluarkan larangan baru bagi suporter yang menghadiri pertandingan demi mengurangi risiko infeksi.(ara/rds)