Bank Sampah Solusi Kebersihan dan Keuntungan

Agus Harto Wibowo
Kepala Seksi Pengolahan Sampah dan Limbah Berbahaya dan Beracun (Kasi B3) Agus Harto Wibowo. (AFIFUDIN/ JOGLO JATENG)

PEMALANG – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Pemalang mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam menjaga dan merawat lingkungan. Salah satunya dengan mengolah sampah sekali pakai dengan pengelolaan bank.

Kepala Seksi Pengolahan Sampah dan Limbah Berbahaya dan Beracun (Kasi B3) Agus Harto Wibowo menjelaskan, pada dasarnya bank sampah sama dengan bank konvensional biasa. Bedanya hanya pada transaksinya.

“Bank sampah jelas menggunakan sampah yang masih punya nilai tawar,” kata Harto.

Harto menjelaskan bahwa di seluruh Kabupaten Pemalang ada 64 bank sampah yang tersebar di seluruh kecamatan. Dari seluruh bank sampah itu nantinya akan dikumpulkan di bank sampah induk.

Baca juga:  BKD Pemalang Imbau Aparatur Sipil Negara Jaga Netralitas

“Dari data yang ada, ada 64 bank sampah di seluruh Kabupaten Pemalang dan ada satu bank sampah induk, yakni bank sampah karya Adipura,” imbuhnya.

Harto menambahkan jika selama ini bank sampah menjadi andalan dari DLH ketika ada penilaian Adipura. Karena menurutnya sistem administrasi, struktur dan nilainya sangat bagus.

“Setiap tahun biasanya ada penilaian dari pusat. Untuk tahun ini tidak ada, kemungkinan gara-gara pandemi Covid-19,” ujarnya.

Pihaknya berharap setiap desa harusnya memiliki bank sampah. Namun yang terjadi dilapangan untuk bergabung dengan bank sampah masih kurang partisipasinya. Sedangkan, bank sampah merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan ekonomi masyarakat sekaligus menciptakan lingkungan yang bersih.

Baca juga:  Ratusan Polisi Ikuti Pelatihan Pengelolaan Sampah

“Kami sangat butuh partisipasi dari desa juga untuk bisa untuk memberdayakan masyarakat di sekitar. Terutama dalam pengelolaan bank sampah,” tuturnya.

Untuk target tahun 2021 mendatang, Harto mengatakan ingin mempunyai sistem semacam aplikasi berbasis android untuk mempermudah masyarakat menabung di bank sampah. Karena sosialisasi saat ini masih belum maksimal akibat status darurat Covid-19.

“Untuk sosialisasi kami juga menggandeng PKK, namun sampai saat ini masih belum maksimal karena adanya oandemi Covid-19. Semoga di tahun 2021 nanti target kami meluncurkan aplikasi berbasis android bisa tercapai untuk mempermudah masyarakat,” pungkasnya. (cr1/fat)