Berdayakan Satgas, Tekan Covid dengan Peran Masyarakat Desa

Biwara Yuswantana, Wakil Ketua Sekretariat Satuan Tugas Penanganan Covid-19 DIY
Biwara Yuswantana, Wakil Ketua Sekretariat Satuan Tugas Penanganan Covid-19 DIY. (ANTARA/ JOGLO JATENG)

Sleman, joglojateng.com – Pemerintah Daerah (Pemda) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) akan mengoptimalkan keterlibatan masyarakat desa untuk menekan kasus Covid-19. Pihaknya menganggap kunci utama mendorong sejumlah kabupaten di daerah ini keluar dari zona oranye dan merah.

“Kami masih memberikan peran kepada masyarakat desa dalam menangani kasus itu, artinya Satgas Covid-19 di desa kami berdayakan,” kata Wakil Ketua Sekretariat Satuan Tugas Penanganan Covid-19 DIY Biwara Yuswantana, Kamis (12/11).

Berdasarkan peta zona risiko penularan Covid-19 yang dipublikasikan Pemda DIY per 16 hingga 31 Oktober 2020, Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul termasuk zona merah atau risiko tinggi, Kabupaten Gunung Kidul dan Kota Yogyakarta masuk zona oranye atau risiko sedang, dan Kabupaten Kulon Progo masuk zona kuning atau risiko rendah.

Baca juga:  JCW Minta KPK Usut Gratifikasi Anak dan Menantu Jokowi

Menurutnya, pelibatan masyarakat desa sebagai subjek penanganan virus corona dibuktikan dengan pembentukan desa tangguh bencana. Termasuk di dalamnya terhadap bencana non-alam Covid-19. Hingga kini desa tangguh bencana yang telah terbentuk di DIY tercatat sekitar 270 desa.

“Jadi bagaimana dalam desa tangguh Covid-19 itu seluruh komponen di setiap desa bisa mengambil peran untuk mencegah terjadinya penularan di lingkungannya,” imbuhnya.

Masyarakat desa, terus didorong untuk bergotong royong serta saling mengingatkan terkait penerapan protokol kesehatan. Melalui Satgas Penanganan Covid -19 di tingkat desa, selain melakukan disinfeksi secara berkala, mereka juga diharapkan mengontrol setiap pendatang dari luar wilayah, termasuk menangani apabila ada kematian hingga pengurusan pemakaman.

Baca juga:  JCW Minta KPK Usut Gratifikasi Anak dan Menantu Jokowi

“Dengan pelibatan masyarakat desa kami harapkan bisa menjaga kondusifitas dan tidak ada stigmatisasi di kalangan masyarakat,” katanya.

Sementara itu, untuk terus mengoptimalkan penanganan Covid-19 di daerahnya, ia memperkirakan perpanjangan status tanggap darurat bencana Covid-19 di DIY masih akan terus dilakukan, setidaknya hingga akhir 2020.

“Kalau melihat tren kasusnya kan masih ada terus ya kadang bertambah 30 atau 20, sehingga penanganan masih terus intensif. Dengan indikator itu (status tanggap darurat) masih terus diperpanjang sampai akhir tahun,” ujarnya.(ara/akh)