JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, nilai ekspor pertanian pada bulan Oktober 2020 mengalami pertumbuhan positif, yakni sebesar 0,42 miliar dolar AS atau tumbuh 1,26 persen jika dibandingkan pada bulan sebelumnya.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa pada Badan Pusat Statistik (BPS), Setianto menyebutkan, bahwa kenaikan ekspor terjadi karena adanya dukungan mobilitas ekonomi di sejumlah negara yang juga terus membaik. Jika dibandingkan pada tahun sebelumnya (year on year/YoY), ekspor sektor pertanian tumbuh 23,80 persen.
“Ekspor non migas kita menyumbang 95,03 persen dari total ekspor Januari-Oktober 2020, di mana 11,38 persen di antaranya berasal dari sektor pertanian,” kata Setianto dalam keterangannya di Jakarta, Senin (16/11)
.
Sejauh ini, pangsa ekspor nonmigas terbesar Indonesia masih diduduki oleh tiga negara besar, yakni China, Amerika Serikat dan Jepang.
Sebelumnya Badan Pusat Statistik (BPS) juga merilis bahwa sektor pertanian tumbuh sebesar 2,15 persen (y on y) pada kuartal III-2020. Pertumbuhan ini tak lepas dari kondisi harga komoditas pangan kelapa sawit dan kedelai di pasar internasional yang naik secara kuartalan (q to q) maupun tahunan (y on y).
Sutianto mengatakan, BPS juga mencatat adanya surplus neraca perdagangan Indonesia sebesar 3,61 miliar dolar AS pada bulan Oktober 2020. Realisasi tersebut lebih tinggi dari surplus 2,44 miliar dolar AS pada September 2020 dan surplus 161 juta dolar AS pada Oktober 2019.
Secara total, neraca perdagangan Indonesia surplus 17,07 miliar dolar AS pada Januari-Oktober 2020. Realisasi ini lebih baik dari defisit 2,12 miliar dolar AS pada Januari-Oktober 2019.
“Surplus ini meningkat cukup besar karena ada penurunan impor. Sedangkan penyumbang peningkatan ekspor terdapat pada lemak dan minyak hewan/nabati,” kata Setianto. (ara/yos)