SEMARANG – Sejumlah tokoh penting di Jawa Tengah berkunjung ke kediaman Habib Luthfi bin Yahya di Pekalongan. Mereka yakni, Gubernur Jawa Tengah, Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi, dan jajaran Forkompimda.
Dalam pertemuan itu, dibahas sejumlah hal terkait permasalahan bangsa, mulai penanganan pandemi, politik, idiologi hingga permasalahan ekonomi.
“Ya ini saya silaturahmi saja ke Habib Luthfi bersama pak Kapolda, Danrem, Kapolresta, Kejaksaan, Walikota semuanya komplit. Intinya bahwa, kita akan bersama-sama kompak dalam menghadapi persoalan-persoalan bangsa,” kata Ganjar, Kamis (19/11).
Ganjar menerangkan, salah satu hal yang dibahas dalam pertemuan itu adalah tentang pentingnya merajut kembali nilai-nilai kebangsaan. “Kami diminta tegas dan tidak pernah ragu dalam bertindak dan dalam bersikap, khususnya dalam menangani pandemi ini,” jelasnya.
Habib Luthfi juga menyampaikan tentang pentingnya mengembalikan kebangkitan ekonomi. Beliau begitu konsen soal UMKM, maka ini cocok. “Maka kita akan bergerak bersama-sama di tengah kondisi yang belum stabil ini,” jelasnya.
Disinggung terkait acara-acara keagamaan di Jawa Tengah, Ganjar mengatakan bahwa itu harus tetap berjalan. Acara keagamaan tidak boleh dilarang, tetapi semuanya harus dilakukan dengan cara yang baik dan sesuai protokol kesehatan.
“Soal jumlah harus dibatasi, jarak semuanya diatur. Pak Kapolda sudah menyiapkan, kemarin itu angkanya (izin acara) 50-100 orang. Itu angka yang masih oke. Bahkan dalam kondisi tertentu, bukan tidak mungkin kita memberikan izin lebih dari itu, tapi protokol kesehatan tetap disiapkan agar semuanya aman dan nyaman. Doa ini penting, kalau kata Habib Luthfi tadi, spiritualitas itu meningkatkan imunitas,” ucapnya.
Untuk itulah, bersama Kapolda Jateng, pihaknya sudah mempersiapkan 450 pondok pesantren untuk menggelar doa bersama dengan protokol kesehatan ketat. Doa bersama itu akan menggunakan fasilitas teknologi informasi.
“Maka besok kalau kami bertemu dengan tokoh agama dan masyarakat, hasilnya akan kami gulirkan ke Kabupaten/Kota hingga desa untuk kami dorong soal ini. Agar semua gembregah bangkit kembali, semakin percaya diri untuk menghadapi semuanya, ya problem politik, sosial, ekonomi, idoiologi. Semuanya nyengkuyung bareng-bareng, ada ulama, umaro dan masyarakatnya,” pungkasnya. (git/yos)