Berani Keluar dari Zona Nyaman

Guru SMA N 1 Demak, Setyono Nugraha
JUARA : Guru SMA N 1 Demak, Setyono Nugraha mendapatkan penghargaan juara III guru berprestasi dari PGRI Jateng, belum lama ini. (DOK. PRIBADI/ JOGLO JATENG)

DEMAK – Kemauannya untuk keluar dari zona nyaman dan hobinya melakukan penelitian dan menulis membuat Setyono Nugroho mendapatkan prestasi. Guru Sekolah Menengah Atas Negeri (SMA N) 1 Demak, belum lama ini mendapatkan predikat juara III Guru berprestasi oleh Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Jawa Tengah 2020.

Guru Biologi sekaligus Kepala Perpustakaan ini menuturkan, hobi melakukan penelitian dan menulis sudah dilakukan sejak masih duduk di bangku sekolah, bahkan ia pernah mendapatkan juara pada saat SMA dahulu. Selain itu, dirinya juga kerap mengikuti perlombaan dan pelatihan-pelatihan, khususnya yang menunjang dirinya sebagai tenaga pendidik.

Ia mengungkapkan kunci prestasi yang telah diraihnya. Menurutnya siap keluar dari zona nyaman adalah salah satu yang harus di pegang oleh semua pengajar di Indonesia.
Guru SMA N 1 Demak, Setyono Nugraha
“Kurangnya inovasi dan kreatifitas guru di Indonesia ini, karena banyak guru yang sudah umur 40 tahun ke atas, sudah mendapatkan sertifikasi, dan hal-hal nyaman yang lain, enggan mengikuti kegiatan-kegiatan di luar kedinasan. Padahal itu sangat menunjang kreatifitas dan menambah pengalaman kita sebagai tenaga pendidik,” tuturnya.

Baca juga:  Mengenal P5 pada Kurikulum Merdeka

Ia menambahkan, saat masa awal-awal pandemi kemarin, guru dan siswa melakukan kegiatan belajar mengajar (KBM) dari rumah. Saat itu, ia mengaku kerap memanfaatkan waktu luangnya untuk mengikuti pelatihan-pelatihan penggunaan teknologi.

Terlebih lagi, menurutnya untuk sekarang ini guru dituntut untuk melek teknologi. Jika tidak belajar atau berlatih mereka akan tertinggal, karena tidak ada kreatifitas dan inovasi saat mengajar.

Setyono juga bercerita bahwa dirinya sejak masih muda, banyak mengikuti organisasi, baik organisasi di dalam kampus ataupun luar kampus. Berdasarkan pengalaman tersebut, ia mengakui sangat berimplikasi terhadap kemampuannya saat mengajar.

Baca juga:  Tingkatkan Pemahaman Materi Bilangan Kurikulum Merdeka dengan Pendekatan Number Sense

“Saat mahasiswa dulu saya pernah jadi Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) aktif di Badan Koordinasi Mahasiswa (BKM) sekarang Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Himpunanan Mahasiswa Islam (HMI) dan organisasi-organisasi lain. Pengalaman akan keluar dari zona nyaman sebagai mahasiswa itu, sangat berimplikasi terhadap kemampuan saya mengajar,” terangnya.

Berdasarkan pengalaman-pengalaman tersebut, ia sering mencanangkan program-program kegiatan siswa di luar kelas. Seperti program lingkungan sekolah, untuk menjaga kebersihan sekolah dengan program Semua Dipungut (SEMUT). Kemudian Program Hemat Energi dan air serta Puzle Bacaan Siswa, di mana setelah siswa membaca harus dicatat dan ditempel di papan yang telah disediakan.

Baca juga:  Media Gambar Seri Tingkatkan Keterampilan Menulis Paragraf

“Mengajar siswa tidak melulu di dalam kelas. Program-program untuk pengembangan karakter juga perlu dibiasakan. Semua program itu kami lombakan, alhasil siswa sangat antusias menjalankan program tersebut, bahkan juga bisa mengimplementasikannya di rumah,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Setyono juga mengatakan bahwa prestasi yang ia dapatkan ini tidak lepas dari dukungan sekolah dan keluarga. Karena selalu mendukung dalam perlombaan maupun program yang telah ia canangkan.

Alhamdulillah, sekolah dan keluarga selalu mendukung, entah saat saya mengikuti perlombaan, pelatihan dan ide-ide program yang saya canangkan. Bahkan saya sering dikatakan sebagai wakil kepala sekolah bidang perlombaan, karena setiap ada perlombaan saya yang menghandle,” paparnya. (cr3/fat)