KUDUS – Banyak warga terdampak banjir di Dukuh Karanganyar, Desa Payaman, Kecamatan Mejobo, yang masih memilih bertahan di rumahnya masing-masing dibandingkan ke pengungsian. Padahal, air yang menggenang di wilayah tersebut semakin tinggi, yakni sekitar 80 hingga 100 centimeter.
Kepala Desa Payaman, Nurhadi mengatakan, 50 persen warga yang berada di Dukuh Karanganyar masih memilih tetap tinggal di rumahnya. Sementara sisanya, ada yang mengungsi di posko pengungsian di SD 2 Payaman dan di rumah saudaranya.
“Kan ada yang rumahnya ditinggikan, sehingga air tidak masuk ke dalam rumahnya. Ada juga mengungsi di rumah saudaranya atau tetangganya. Ada lagi yang air sudah masuk ke dalam rumah, tapi enggan untuk mengungsi,” ucapnya saat ditemui di lokasi, Rabu (10/2).
Saat ini, lanjutnya, yang berada di posko pengungsian hanya sekitar 70 orang. Jumlah tersebut berkurang jika dibanding hari sebelumnya yang mencapai 94 jiwa. Hal ini dikarenakan ada yang dijemput keluarga sekaligus pindah ke rumah saudara.
Terpisah, warga Dukuh Karanganyar RT 01 RW 06, yang berada di posko pengungsian, Sumarlan mengucapkan, ia mengungsi sejak Sabu (6/2) lalu. Ia memilih mengungsi dikarenakan air sudah memasuki rumahnya.
“Ada juga yang tidak mengungsi, itu rumahnya sudah pada ditinggikan. Sementara yang belum ditinggikan ya mau bagaimana lagi. Harus mengungsi,” terangnya.
Hal ini berbeda dengan Sulikah, warga yang masih memilih bertahan di rumahnya. Ia mengaku bertahan sebab anaknya rewel jika diajak ke pengungsian. (sam/abu)