Berawal dari Hobi, Sukses Kembangkan Budidaya Anggur

Budidaya Anggur
KEMBANGKAN: M Anas warga Desa Japerejo Pamotan, menunjukkan buah anggur yang ia budidaya di kebun anggur miliknya, Senin (15/3). (SHOFWAN ZA’IM / JOGLO JATENG)

REMBANG – Desa Japerejo Kecamatan Pamotan kini mulai dikenal orang sebagai pusat budidaya anggur di Kabupaten Rembang. Salah satu orang yang melakukan budidaya anggur ini adalah Muhammad Anas.

Dirinya mengaku awalnya hanya hobi saja dalam menanam anggur. Bahkan ia dan adiknya sempat dipandang sebelah mata, tapi mereka tetap semangat.

Anas mengungkapkan, dirinya mulai menanam sejak empat tahun lalu, mulanya sekala rumahan. Setelah berdiskusi dengan adiknya dia memutuskan untuk menekuni budidaya anggur ini.

“Kayaknya kedepan anggur ini sangat potensial. Kita punya pikiran kenapa sih harus impor anggur kalau kita bisa budidaya sendiri. Ternyata juga bisa,” jelasnya.

Baca juga:  Baznas Rembang Gelar Pelatihan Juleha Perdana

Dulunya Anas hanya mendatangkan beberapa varian namun saat ini sudah ada sekitar 90 varian di kebunya. Tapi dari banyaknya varian yang ada, Anas hanya mengembangkan yang mudah berbuah dan gampang perawatannya. “Kita jual bibitnya juga gampang, cuma harganya itu standar,” imbuhnya.

Anas menjelaskan saat ini di kebunya ada sekitar 600 pohon yang berada di lahan seluas 2 hektare. Kalau musim panen per pohon bisa panen sampai 5 kilo, tergantung perawatanya.

“Sebenarnya bisa berbuah kalau kita biarkan, tapi buahnya kecil. Kalau panen keseluruhan kita belum bisa mengukur jumlahnya, karena habis kalau ada orang berkunjung,” paparnya.

Baca juga:  Enam Topik Utama dalam Debat Pilkada Rembang, Dari Ekonomi Lokal hingga Kesetaraan Gender

Soal untung, Anas mengaku misal masuk musim tanam seminggunya bisa sampai Rp 10 juta, Rp 15 juta. Jumlah tersebut belum termasuk yang online.

“Alhamdulillah dari budidaya anggur itu bisa membayar kariyawan sama beramal lah,” imbuhnya.

Saat ini kebun milik Anas sering dijadikan kunjungan bagi mereka yang mau belajar mengenai budidaya anggur. Pengunjungnya bahkan tidak hanya dari Pulau Jawa saja.

“Yang belajar kesini kebanyakan orang jauh, mulai dari jawa timur, jawa barat, Sulawesi, Kalimantan juga ada,” pungkasnya. (cr6/fat)