SEMARANG – Kepala Dinas Kebudaayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang, Indriyasari mengaku belum memasang target kunjungan wisata tahun ini. Pandemi Covid-19, masih menjadi alasan utamanya.
“Kami tidak menargetkan jumlah wisatawan, tapi kualitas wisatanya kami tingkatkan. Kami upayakan mereka merasa aman sehingga mau datang ke Semarang. Wisatawan tidak terlalu banyak, prokes bagus. Itu yang kami harapkan,” papar Iin, sapaannya, Senin (22/3).
Pada akhir tahun lalu, Disbudpar telah memberikan bimtek sosialsiasi CHSE (Cleanlines Healty Sustainability Environmentally) kepada seluruh pelaku wisata. Iin terus mendorong semua sektor wisata bersertifikasi CHSE.
Saat ini, sebut dia, lebih dari 60 hotel, resto, dan tempat wisata yang sudah mengantongi sertifikat CHSE. Label itu bisa menambah keamanan dan kenyamanan wisatawan saat datang ke Semarang.
“Dalam kondisi saat ini, masyarakat tidak dapat pergi berwisata jauh, terlebih ke luar negeri. Ini menjadi peluang yang ditangkap Kota Semarang untuk menjadi tujuan wisata domestik,” terangnya.
Meski masih dalam kondisi pandemi, menurut Iin, pertumbuhan industri wisata di Kota Semarang kini sudah mulai menggeliat. Banyak bermunculan restoran, kafe, maupun tempat nongkrong khususnya segmen masyarakat menengah ke atas. Hal itu menjadi tanda bahwa pariwisata mulai bangkit.
“Ada resto-resto di Kota Lama. Ada juga resto konsep di pinggir pantai menghadirkan pasir putih. Meski itu buatan, tapi itu menjadi wahana baru,” paparnya. (hms/git)