Angka Kematian Ibu Melahirkan Meningkat

: Acara koordinasi upaya penurunan kematian ibu
SODIALISASI: Acara koordinasi upaya penurunan kematian ibu dan kematian bayi di pendopo musium Kartini belum lama ini. (SHOFWAN ZAIM/ JOGLO JATENG)

REMBANG, Joglo Jateng – Angka Kematian Ibu melahirkan (AKI), di Kabupaten Rembang, mengalami kenaikan. Pasalnya, pada 2019 ada sebanyak 6 kasus, namun di tahun 2020 menjadi 11 kasus.

Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. R. Soetrasno Rembang, Agus Setiyo Hadipurwanto mengatakan, penyebab kematian ibu di 2020 tersebut karena penyakit penyerta sebanyak 4 orang. Kemudian pendarahan 2 orang, eklamsi 4 orang dan sepsis atau lain-lain 1 orang.

Selamat Idulfitri 2024

“Layanan maternal dan neonatal, kasus kematian ibu pada 2019 yang sudah relatif menurun pada 2018. Dari 10 menjadi 6 kasus. Pada 2020 meningkat lagi menjadi 11 kasus. Ada yang beberapa diantaranya terkena Covid-19 dari kematian tersebut,” terangnya.

Baca juga:  Swayalan Jadi Momen Peningkatan PAD TRP Kartini

Agus menerangkan Angka Kematian Bayi neonatal (AKB) dari tahun ke tahun mengalami penurunan. Di 2018 terdapat 94 kasus, 2019 sebanyak 86 kasus, di 2020 menjadi 60 kasus. Sedangkan pada 2021 hingga Maret lalu telah terjadi sebanyak 13 kasus.

Agus merinci penyebab kasus AKB di 2020 karena asfiksia 42 anak, sepsis 9 anak, kelainan kongenital 6 anak, berat bayi lahir rendah 1 anak dan aspirasi 2 anak.

Sementara itu Bupati Rembang, H. Abdul Hafidz mengungkapkan untuk mengurangi AKI dan AKB tidak bisa hanya dibebankan pada petugas kesehatan saja. Peran ibu hamil memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan juga penting, setidaknya 4 kali selama masa kehamilan.

Baca juga:  Harga Tiket Bus di Rembang Naik Jelang Lebaran

“Kami setelah melihat daripada perkembangan dan evaluasi ternyata AKB ini, meskipun turun tetapi posisinya masih agak tinggi. Kita di Jawa Tengah, di urutan ke-10. Kita tekan terus. Angka itu bisa turun dari tahun ke tahun. Kita sadar tidak mudah. Karena domain penanganan ini karena kita sebagai petugas kesehatan, tetapi faktor lain. Faktor Ibu, faktor eksternal juga mempengaruhi,” terangnya.

Bupati mengungkapkan untuk menekan AKI dan AKB, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dengan pada tahun 2016 teah membuat program “Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng”. Program itu sebagai upaya agar Posyandu atau Ketua RT/RW ikut mengamati dan memantau kondisi ibu hamil dalam 4 fase. Yaitu sebelum hamil, hamil, persalinan dan fase nifas. Program tersebut harus terus diterapkan di Kabupaten Rembang. (cr6/fat)

Baca juga:  Kampung Ramadan Rembang Buka Akses Jalan: Menarik Pengunjung, Dorong Ekonomi dan Edukasi UMKM