SEMARANG, Joglo Jateng – Sejumlah pedagang mengeluhkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Level 3-4. Mereka mengeluhkan diperpanjangnya PPKM karena berdampak pada menurunnya jumlah pembeli dan omzet penjualan.
Suyadi (58), seorang penjual daging ayam di Pasar Peterongan, Semarang, mengaku penjualannya mengalami penurunan drastis. Yakni, sekitar 50 persen sejak PPKM darurat diberlakukan.
“Sebelum PPKM darurat, bisa menjual daging ayam 130 ekor, sekarang turun hanya 80 ekor sehari. Apalagi ini sudah diperpanjang lagi, ya hanya bisa pasrah,” terangnya, saat ditemui di lapaknya, di Kawasan Pasar Peterongan, Minggu (25/7).
Hal serupa juga dikeluhkan para penjual sembako, Dhadar (48). Ia mengungkapkan selama PPKM darurat, jumlah pembeli menurun hingga 25 persen. Ia juga menyayangkan adanya perpanjangan PPKM.
“Harusnya pemerintah itu, selain menetapkan kebijakan juga harus mempertimbangkan rakyat kecil. Tidak hanya menetapkan kebijakan tanpa adanya solusi. Kami ini kan makan, membiayai sekolah anak, dari penghasilan harian ini. Jadi kalau jualan sepi dapat penghasilan darimana,” ujarnya.
Sementara itu, penjual sayur Sri (43) memaklumi adanya perpanjangan PPKM. Sebab, ia menyadari bahwa hal itu merupakan upaya pemerintah untuk menekan penyebaran Covid-19, yang mana tidak hanya terjadi di Indonesia saja.
“Adanya PPKM pasti berdampak ya, karena kan jam operasi pasar juga dibatasi hanya sampai pukul 20.00, padahal biasanya kan sampai 22.00 kalau tidak ada PPKM. Pastinya juga berdampak terhadap penurunan penjualan,” tuturnya.
Meski begitu, Sri berharap supaya kebijakan pemerintah yang dibuat harus bisa diperlonggar. Sebab banyak pedagang-pedagang kecil yang hanya mengandalkan dagangannya untuk bisa menghidupi keluarga. “Kalau bisa PPKM dihapuskan atau tidak ada perpanjangan lagi lah, kalau tidak ya aturannya bisa diperlonggar,” ujarnya. (cr12/gih)