GUNUNG KIDUL, Joglo Jateng – Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul membangun sistem irigasi air tanah di Desa Duwet dan Wareng, Kecamatan Wonosari. Hal itu diupayakan untuk mendukung pertanian hortikultura yang pada musim kemarau kekurangan air.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunung Kidul Bambang Wisnu Broto mengatakan, fasilitas irigasi air tanah tersebut sepenuhnya merupakan hasil bantuan pemerintah melalui dana alokasi khusus (DAK). “Proses pembangunannya diserahkan ke kelompok tani (poktan) terkait dengan sistem swakelola,” ujar Bambang.
Dia mengatakan, proses pembangunan di dua lokasi tersebut masih berlangsung, yang mana sumber air tanahnya sudah didapatkan. Di Desa Duwet ada dua titik, dan di Wareng ada tiga titik sumber air.
“Kami berharap pembangunan irigasi bisa selesai sebelum datangnya musim hujan. Sehingga petani langsung dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian hortikultura dan hasilnya bisa optimal,” ungkapnya.
Bambang mengatakan, Gunung Kidul memiliki banyak simpanan air tanah yang belum dimanfaatkan secara maksimal. Air tanah ini bisa digunakan untuk pertanian di saat curah hujam sedang rendah. Pihaknya mengupayakan pemanfaatan simpanan air tersebut untuk sektor pertanian hortikultura. “Kami juga berkeinginan sektor hortikultura di Gunung Kidul terus berkembang, sehingga penghasilan petani meningkat,” terangnya.
Kepala Seksi Produksi Hortikultura Dinas Pertanian dan Pangan Gunung Kidul Sugiyanto mengatakan, budidaya tanaman hortikultura di Gunung Kidull tengah meluas. Adapun total luas lahannya saat ini mencapai sekitar 41 hektare hektare. Lahan ini terutama tersebar di kawasan dekat pantai, seperti Kecamatan Tanjungsari, Tepus, Panggang, dan Purwosari.
“Tanaman hortikultura yang ditanam petani kebanyakan merupakan tanaman bawang merah. Sebab hasil panen bawang merah ini harganya dinilai menguntungkan petani,” pungkasnya. (ara/zul)