SEMARANG, Joglo Jateng – Menurunnya status pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) menjadi level 2 berimbas baik pada peningkatan penjualan makanan di pusat oleh-oleh di sepanjang Jalan Pandanaran, Semarang. Dari keterangan pedagang, peningkatan yang ada dapat mencapai 50 persen dibanding status sebelumnya ketika di level 4.
Andi (35), satu diantara penjual wingko babat di daerah tersebut mengaku penjualannya meningkat sedari menurunnya level PPKM di Kota Semarang.
“Kalau sekarang naik sampai lumayan hampir 50 persen dari Minggu (12/9). Kalau Minggu (12/9) PPKM pertama hampir nggak laku sama sekali,” ujarnya kepada Joglo Jateng, akhir pekan lalu.
Ia mengaku selama bulan Juni dan Juli, ia lebih memilih untuk menutup sementara lapaknya. Sebab, sehari hampir tidak pernah ada pembeli.
“Pas level 4 sampai seratus persen (penurunan penjualan). Saya nggak jualan, mending libur daripada tidak laku. Mulai buka lagi pertengahan Agustus. Agustus awal itu mulai mendingan,” ungkapnya.

Hal yang sama juga disampaikan oleh Slamet Riyadi (51). Pria yang berjualan oleh-oleh seperti kue pathuk, enting-enting, wingko babat, dan kue moci ini mengaku penjualannya sudah berangsur-angsur naik.
“Perbedaannya jauh banget. Bisa sampai 60 persen (penurunan penjualan). Sekarang sudah ada kenaikan dikit lah. Sudah mulai ada yang belanja,” ujar pria asli Yogyakarta ini.
Tak hanya itu, lapaknya pun kini sudah buka mengikuti jam normal. Yakni dari pukul 8 pagi hingga 8 malam. “Kalau dulu jam 9 buka, tutupnya paling jam 4. Selain nggak ada yang beli juga biasanya ada satpol PP yang patroli. Sekarang alhamdulillah sudah mulai normal,” tuturnya.
Kedepannya, ia berharap agar Covid-19 segera berakhir. Dengan demikian penjualannya alan kembali normal. “Semoga pandeminya cepat selesai biar kita nggak susah. Biar banyak orang dari luar kota atau yang mau ke luar kota membeli dagangan kami,” tungkasnya. (ern/gih)