PPP Ingatkan Masyarakat Waspadai Propaganda Benturkan Agama-Pancasila

PAPARAN: Ketua DPW PPP DKI Jakarta Abraham Lunggana saat dimintai keterangan wartawan usai pembukaan Musyawarah Wilayah III GMPI DKI Jakarta, Minggu (19/9). (ANTARA/JOGLO JATENG)

JAKARTA, Joglo Jateng – Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) DKI Jakarta Abraham Lunggana mengingatkan masyarakat di Tanah Air agar mewaspadai propaganda yang membenturkan antara agama dan Pancasila. Menurut pria yang kerap disapa Haji Lulung itu, ada sekelompok orang yang sengaja melakukan propaganda.

“Orang ini kelihatannya mengajak Pancasila. Akan tetapi, sebenarnya menyampaikan propaganda, menghasut pemuda membenturkan agama dengan Pancasila,” kata Haji Lulung melalui keterangan tertulis di Jakarta, Minggu (19/9).

Selamat Idulfitri 2024

Hal itu disampaikan Haji Lulung dalam pidato politik perdananya sebagai Ketua DPW PPP DKI Jakarta pada pembukaan Musyawarah Wilayah III Generasi Muda Pembangunan Indonesia (GMPI) DKI Jakarta.

Haji Lulung mengatakan, persatuan masyarakat merupakan hal penting bagi bangsa Indonesia, utamanya menjaga kerukunan umat beragama. Terlebih, berdasarkan UUD NRI Tahun 1945 bahwa setiap orang mempunyai hak untuk memeluk agama.

“PPP sebagai partai Islam dan GMPI sebagai badan otonom partai harus terus meningkatkan rasa persatuan. Ini penting untuk bangsa Indonesia,” katanya.

Sementara itu, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan, persatuan adalah kunci tercapainya tujuan Indonesia. Untuk meraihnya, rasa persatuan tersebut harus tetap dijaga dan dipelihara.

“Kehadiran GMPI diharapkan dapat berperan aktif dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa,” kata Riza.

Senada dengan itu, Ketua PP GMPI Achmad Baidowi menyampaikan, tugas GMPI sebagai organisasi kepemudaan ialah turut serta menciptakan pemimpin dan kader bangsa. Terutama di DKI Jakarta. “GMPI sebagai wadah organisasi kepemudaan selalu menjalin silaturahmi dengan elemen bangsa Indonesia,” ujar Wakil Ketua Badan Legislatif DPR RI tersebut. (ara/gih)