SEMARANG, Joglo Jateng – Belajar dari lonjakan kasus Covid-19 beberapa waktu lalu, yang mengakibatkan kewalahan di sejumlah rumah sakit, kini Ibu Kota Jawa Tengah itu membangun empat rumah sakit (RS) baru. Keempat RS tersebut, yakni RS Akademi Kepolisian (Akpol), RS Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), RS Universitas Wahid Hasyim (Unwahas), dan RS Primaya yang dulunya sempat menjadi Rumah Sakit Darurat Covid-19.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang Moh Abdul Hakam mengatakan, rumah sakit yang sudah dimiliki tersebut dinilai belum cukup. Sehingga, ia menyambut baik adanya penambahan rumah sakit di Kota Semarang.
“Itu terlihat waktu kemarin kasus Covid-19 naik sehinnga membuat sejumlah rumah sakit dan nakes kewalahan,” katanya, kemarin.
Ia menyebut, ada 18 sampai 20 rumah sakit rujukan untuk pasien Covid-19 yang ada di Kota Semarang. Kapasitas rumah sakit yang sudah ada, kata dia, memang cukup jika hanya untuk merawat pasien dari Kota Semarang. Padahal, rumah sakit di Kota Semarang menjadi tempat rujukan pasien dari berbagai daerah sehingga kapasitas penuh.
“Kita punya 18 sampai 20 rumah sakit, tapi begitu ada tsunami Covid kemarin, ternyata jumlahnya masih kurang. Sedangkan sisi SDM, misalnya isoter sampai buka relawan. Bahkan kami sudah sampaikan ke teman-teman akademisi untuk membuka fakultas kesehatan dan kedokteran,” terangnya.
Hakam mengaku sangat bersyukur karena banyak pihak yang bersedia membangun rumah sakit di Kota Semarang. Mungkin akan ada lagi tambahan rumah sakit baru, namun saat ini masih dalam proses administrasi.
Ia menuturkan, pihaknya tak hanya melibatkan pihak ketiga. Pemerintah Kota Semarang juga sedang membangun fasilitas kesehatan baru yakni RSUD Tipe D di Kecamatan Mijen. Hakam optimis seluruh pembangunan RSUD Mijen bisa selesai tahun depan.
“RSUD Mijen agar bisa secepatnya dimanfaatkan oleh masyarakat,” ujarnya. (dik/gih)