Pati  

Target Penghimpunan ZIS Lazizmu Pati Capai Rp 5,8 Miliar

Lazismu Pati
LAUNCHING: Lazismu Pati luncuran produk beras curah “Bulir” yang akan dipasarkan secara luas, belum lama ini. (ACHWAN / JOGLO JATENG)

PATI, Joglo Jateng –   Lembaga Amil Zakat Infak Sedekah Muhammadiyah (Lazismu) Pati mengintegrasikan manajemen penyaluran Zakat Infak Sedekah (ZIS) menjadi terpusat dalam satu naungan kantor daerah. Hal tersebut dilakukan dalam rangka mengejar target penghimpunan Rp 5,8 miliar pada tahun depan.

Direktur Lazismu Pati Bukhori Muslim mengatakan, untuk menuju target, pihaknya telah melakukan pemetaan potensi wilayah dan perencanaan penghimpunan ZIS secara kolektif. Yakni antara kantor layanan (KL) yang ada di kecamatan dengan kantor daerah. “Menyepakati satu target bersama, dengan sistem terintegrasi yakni manajemen satu atap,” terangnya.

Bukhori menyebut kesadaran masyarakat dalam menunaikan zakat masih kurang dibandingkan kewajiban agama yang lain. Hal tersebut saat ini menjadi perhatian khusus bagi para amil di lembaganya untuk terus melakukan edukasi dan penyadaran.

Maka beberapa waktu lalu Lazismu Kabupaten Pati menggelar rapat kerja daerah yang mengambil tema “Integrasi Manajemen ZIS menuju Pemberdayaan Lembaga Berkemajuan”. Kegiatan tersebut mengambil lokasi di Mess Wisata Agro Jollong dan dihadiri 60 orang peserta dari berbagai perwakilan KL di seluruh kecamatan.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Pengurus Daerah Muhammadiyah, Muhammad Asnawi menyatakan pihaknya mendukung penuh penerapan manajemen terintegrasi tersebut. Menurutnya penyatuan langkah kerja akan membuat program-program baik penghimpunan mapun penyaluran lebih matang dan berjalan efektif.

“Gerakan dakwah keagamaan akan lebih maju jika didukung dengan kemampuan finansial yang kuat. Lazismu diharapkan mampu menjadi pendukung utama gerakan dakwah Islam yang ada di persyarikatan atau umat secara umum,” jelasnya.

Dalam kesempatan tersebut Lazismu Pati juga meluncurkan produk Badan Usaha Milik Amil (BUMAL). Yakni produk beras unggul yang akan dipasarkan secara luas sebagai salah satu sumber pendapatan lembaga melalui unit usaha.

“Menjadi amil itu pekerjaan mulia yang bisa dibanggakan. Kami juga terus menekankan hal tersebut kepada para amil sebagai motivasi,” sebutnya. (ahw/fat)