Wilayah Cilacap Rawan Tsunami

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, dan Wakil Bupati Cilacap, Syamsul Aulia Rahman, saat menyusuri jalur evakuasi dalam rangkaian kegiatan peluncuran sistem informasi peringatan dini tsunami berbasis frekuensi radio dan aplikasi Sirita di Cilacap, Senin (4/10). (ANTARA/JOGLO JATENG)

CILACAP, Joglo Jateng – Cilacap dinilai sebagai daerah paling rawan terhadap gempa bumi berpotensi tsunami dibandingkan kabupaten/ kota lain. Sebab, posisi pusat kota berada di dekat pantai.

Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati mengatakan, kondisi ini perlu diamankan dengan berbagai terobosan. Pasalnya, jika terjadi sesuatu hal terhadap objek vital yang ada di Cilacap, nasional akan lumpuh.

Selamat Idulfitri 2024

“Yang langsung di pantai dan aset nasional ada di Cilacap, ada Pertamina, ada PLTU, dan sebagainya, itu infrastruktur yang vital,” katanya di sela kegiatan penyusuran jalur evakuasi dalam rangkaian peluncuran sistem peringatan dini tsunami berbasis frekuensi radio dan aplikasi Sirita, Senin (4/10).

Oleh karena itu, perlu adanya kerja sama dari berbagai pihak. “Jadi, kita kerja bareng. Peringatan dini atau mitigasi bencana itu akan sia-sia kalau kita kerja sendiri-sendiri,” lanjutnya.

Untuk menanggulangi bencana, pihaknya menyarankan agar jalur pipa dalam tanah milik Pertamina tidak digunakan sebagai jalur evakuasi bencana tsunami. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi dampak buruk dari ancaman gempa megathrust berkekuatan lebih dari 8 Skala Richter yang berpotensi terjadi di selatan Jawa.

“Jadi daripada gambling, nyawa jangan untuk gambling, tutup saja. Kan masih banyak jalur yang lain,” tegasnya.

Sementara itu, Wakil Bupati Cilacap, Syamsul Aulia Rahman mengatakan, Cilacap merupakan salah satu daerah yang berpotensi terkena ancaman gempa megathrust berkekuatan 8,7 SR. Gempa ini dapat mengakibatkan terjadinya gelombang setinggi 12 meter. Untuk itu, pihaknya berterimakasih dengan sudah disimulasikannya rute atau jalur evakuasi oleh BMKG dan pihak terkait.

“Intinya, bagaimana kita memetakan, memitigasi agar masyarakat nanti berada pada jalur yang tepat, termasuk pemanfaatan gedung-gedung yang tinggi seperti Politeknik Negeri Cilacap karena kemungkinan di Politeknik itu ketinggian gelombangnya maksimal masih 3 meter, jadi yang bisa dimanfaatkan (untuk evakuasi) di lantai tiga dan empat,” katanya menjelaskan. (ara/ern)