Kudus  

Perawatan Bonsai Seperti Anak Sendiri

Pegiat serta pedagang bonsai Kasmadi
RAWAT: Pegiat serta pedagang bonsai Kasmadi sedang melakukan perawatan pada salah satu bonsai miliknya. (SYAMSUL HADI / JOGLO JATENG)

KUDUS, Joglo Jateng – Tanaman bonsai, salah satu tanaman yang digemari para pecinta tanaman untuk dijadikan sebagai koleksi di rumah. Namun, perawatannya tidak mudah. Bisa dibilang merawat bonsai seperti merawat bayi sendiri.

Pegiat dan pedagang bonsai Desa Lau, Kecamatan Dawe, Kasmadi mengatakan, membuat bonsai tidak bisa asal sembarangan. Ada tata cara sendiri dalam pembuatan tanaman bonsai yang harus bisa dipahami.

“Setiap bonsai memiliki media tanam yang berbeda-beda dalam menyuburkannya. Tidak asal tanam. Ada yang cocok dengan tanah, ada juga yang tidak cocok dengan tanah harus menggunakan media lainnya,” ucapnya.

Pemkab Demak
Baca juga:  Tangis Haru, 11 Atlet Muda Raih Beasiswa Bulu Tangkis Hingga Bergabung di Klub Kudus

Dirinya menerangkan sedikit tata cara merawat bonsai, dari awal pembuatan, tanam, menyuburkan, ganti tanah, buat, dan lainnya. Apalagi yang nantinya akan memulai membuat bonsai dari pekarangan alam.

“Perawatan bonsai sebetulnya mudah, seperti halnya tanaman pada umumnya. Salah satu tipsnya harus melakukan penyiraman setiap hari. Sehingga, bonsai bisa tetap hidup dan bagus,” tuturnya.

Adapun untuk media tanam, Kasmadi memberikan tips kepada masyarakat untuk menggunakan media tanam pasir, sekam, atau tanah yang halus. Hal ini penting dilakukan agar hasilnya bisa lebih bagus dan melekat.

Baca juga:  Launching Layanan Akuistik, BPS Kudus Tingkatkan Standar Pelayanan Publik

“Dalam menanam bonsai tidak bisa sembarangan dalam menggunakan media tanamnya. Sehingga, bonsai bisa lebih tumbuh subur dan bagus untuk dikoleksi di rumah,” jelasnya.

Pria yang mengoleksi bonsai sejak tahun 1982 ini, pada saat memberikan edukasi kepada masyarakat juga membawa beberapa macam jenis bonsai. Seperti bonsai asam, serut, kawis batu, beringin, kimeng, dolar mikro, seribu bintang, dan lainnya.

“Ada 30an lebih bonsai yang saya bawa untuk diedukasikan. Mulai dari bonsai yang dibuat sebagai praktek, setengah jadi, hingga yang sudah layak untuk dijual atau dikoleksi di rumah,” pungkasnya. (sam/fat)

MA Darul Falah