Batang  

Dua Kecamatan di Batang jadi Fokus Penanganan Stunting

Bupati Batang
TERIMA: Bupati Batang saat memberikan bantuan alat-alat kesehatan kepada PLKB, Selasa (09/11). (SOFIA/ JOGLO JATENG)

BATANG, Joglo Jateng – Bupati Batang memfokuskan upaya percepatan penanganan stunting di dua kecamatan di Kabupaten Batang. Dua kecamatan tersebut dinilai memiliki angka stunting tertinggi.

Bupati Batang Wihaji saat pertemuan Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) dan Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa (PPKBD) di Pagilaran, Selasa (9/11) menyebutkan, akan melakukan fokus penanganan stunting di Kecamatan Blado dan Kandeman. Kedua wilayah tersebut menjadi fokus karena banyaknya jumlah anak penderita stunting.

“Kami putuskan dua kecamatan yang jadi fokus, Kandeman dan Blado. Semoga itu bagian dari percepatan penanganannya,” terangnya.

Ia menambahkan, selain dua kecamatan tersebut, tercatat ada 8 kecamatan lain di Kabupaten Batang yang memiliki kasus stunting. Pihaknya berharap percepatan penanganan stunting benar-benar diperhatikan. Sehingga kelak anak-anak menjadi generasi yang lebih baik.

“Ini penekanan, sesuai arahan Bapak Presiden untuk percepatan penanganan  stunting,” tegasnya.

Wihaji menyebutkan, angka kasus stunting pada saat awal menjabat menjadi Bupati Kabupaten Batang sebesar 25 persen. Saat ini, angka tersebut sudah menurun menjadi 15,67 persen.

Ia mengatakan, percepatan penanganan stunting harus dilihat dari penyebabnya agar bisa dicarikan solusi. Contohnya, seperti masalah gizi, sanitasi, dan jamban.

“Itu menjadi percepatan yang menyesuaikan dengan lokasi. Agar jelas targetnya di mana saja,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Supriyono menyebutkan, bahwa saat ini jumlah PLKB ada 250 orang di tingkat desa dan 68 orang di tingkat kabupaten. Mereka siap menjadi satgas percepatan penurunan angka stunting.

“Satgas stunting bertugas melakukan pencegahan dengan memantau ibu hamil, remaja calon pengantin, ibu melahirkan, dan ini yang memiliki bayi usia dua tahun,” paparnya.

Di sisi lain, berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Batang, jumlah penderita stunting menurun dari 16,72 persen di tahun 2020 menjadi 15,67 per Februari 2021. Akan tetapi, rasio penderita gizi buruk pada bayi di bawah 2 tahun masih cukup tinggi, mencapai 8 ribu anak. (cr1/all)