KUDUS, Joglo Jateng – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) menjamin keamanan dana nasabah. Hal ini berkaitan dengan kasus skimming yang dialami nasabah.
Corporate Secretary PT Bank Syariah Indonesia Gunawan Arif Hartoyo mengatakan, pihaknya menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan akibat kasus tersebut. Skimming merupakan pencurian informasi kartu debit dengan cara menyalin informasi yang terdapat pada strip magnetic. Hal itu bisa dilakukan melalui sejumlah mesin anjungan tunai mandiri (ATM).
Untuk mencegah terjadinya skimming, kata dia, BSI akan meningkatkan pengawasan terhadap mesin ATM BSI di seluruh Indonesia. Ia menghimbau nasabah untuk berhati-hati dan tidak memberikan informasi nomor identifikasi pribadi kepada siapapun. Serta mengganti PIN secara berkala dan waspada ketika memasukkan PIN di mesin ATM.
“Jika bertransaksi menggunakan internet banking, agar tidak menggunakan jaringan wifi bebas. Kemudian tidak menekan pilihan simpan password yang ditawarkan oleh browser,” ujarnya.
Informasi yang berkembang, nasabah BSI yang menjadi korban kejahatan skimming cukup banyak. Bahkan, BSI juga menginformasikan kepada Universitas Muria Kudus (UMK) terkait indikasi pencurian melalui ATM dengan modus skimmer.
Hal itu, dibenarkan Wakil Rektor II UMK Solekhan. Bahwa perwakilan dari BSI datang ke UMK untuk menginformasikan terkait indikasi pencurian melalui ATM dengan modus skimmer.
“Mereka datang ke kampus untuk memberitahu bahwa sudah dilakukan investigasi. Apabila ada dosen tenaga kependikan yang menjadi nasabah BSI, merasa dari rekeningnya ada transaksi yang tidak benar, mohon bisa langsung melaporkannya ke layanan konsumen BSI. Agar bisa di proses penggantiannya,” ujarnya.
Informasi tersebut, kata dia, juga sudah disebarluaskan melalui grup whatsapp. Mengingat sebagian pegawai penerimaan gajinya ditransfer melalui BSI. ATM BSI yang ada di depan kampus UMK juga dikunci. (ara/fat)