PEMALANG, Joglo Jateng – Kabupaten Pemalang memiliki berbagai situs yang menjadi daya tarik, salah satunya adalah Pesarean Agung Soeronatan. Makam yang terletak di belakang masjid Agung Pemalang ini merupakan kompleks pemakaman para bupati dan tokoh-tokoh berpengaruh di Pemalang.
Juru kunci Pesarean Agung Soeronatan Nur Cholis (69) mengatakan, makam tersebut telah ada sejak zaman Mataram. Sejak 2010 lalu, kompleks pemakaman itu telah ditetapkan menjadi cagar budaya.
“Ada sepuluh Bupati yang dimakamkan disini. Mereka yang dimakamkan di sini merupakan Bupati Pemalang yang memiliki trah keturunan dari Mataram,” katanya, Kamis (2/12).

Cholis menjelaskan, bupati-bupati yang dimakamkan di pesarean Agung Soeronatan ini meliputi makam Bupati Tumenggung Soerengrono, Raden Solo Menggolo, Tumenggung Soemonegoro, KRT Motonegoro, dan Kanjeng Tumenggung Soeradi Kusumo.
Lebih lanjut ada KRT Raksonegoro, K.A Soeroningra, K.A Soediro Soero Adi Koesoemo, dan yang terakhir Kanjeng Toemenggung Rahardjo Soero Adi Koesoemo. Para bupati ini merupakan Bupati Pemalang yang menjabat sejak abad ke-15.
“Sebenarnya Bupati Pemalang itu boleh dimakamkan di sini meskipun tidak memiliki trah garis keturunan dari Mataram. Akan tetapi, kembali lagi tergantung kesepakatan keluarga,” ujarnya.
Selain menjadi kompleks pemakaman bupati, pesarean Agung Soeronatan juga menjadi makam para tokoh di Kabupaten Pemalang. Mbah Nur Kalam menjadi salah satu tokoh yang sering diziarahi karena beliau adalah pendiri masjid Agung Pemalang sekaligus penyebar agama Islam.
Selain itu juga ada beberapa tokoh lainnya seperti makam Ki Patih Sampun, Raden Prasodjo dan masih banyak tokoh berpengaruh lainnya. “Di waktu tertentu, banyak pengunjung datang untuk ziarah. Selain itu, keluarga yang masih memiliki trah garis keturunan dari Mataram juga kerap mengunjungi makam,” paparnya. (fif/gih)