BPBD: Persoalan Banjir Rob Sangat Kompleks

Plt Kepala BPBD Provinsi Jateng, Safrudin (DICKRI TIFANI BADI/JOGLO JATENG)

SEMARANG, Joglo Jateng – Pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) Safrudin mengatakan bahwa persoalan banjir rob di Jateng sangat komplek. Sebab, di beberapa wilayah, setiap tahunnya rutin terjadi bencana itu.

Meski demikian, menurutnya, pemerintah tetap melakukan upaya dalam menangani persoalan tersebut. Salah satunya bencana banjir rob di Kota Pekalongan. Bahkan ia memastikan, pemangku tiap daerah telah siap siaga untuk menangani bencana.

“Misalnya rob yang di Pekalongan itu menjadi komplek. Sebab wilayah itu turunan tanahnya cukup tinggi, sehingga dari tahun ke tahun terjadi rob. Sekarang sudah ada upaya secara struktural membuat tanggul laut di Pekalongan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Hal itu salah satu upaya mengurangi banjir rob,” kata Safrudin saat dimintai keterangan, Selasa (7/12).

Ia mengaku, upaya kesiapsiagaan bencana di daerah setiap tahun telah dilakukan. Termasuk dalam penyelesaian potensi bencana pada masing-masing daerah.

Baca juga:  KPU Jateng Berikan Santunan Rp 47 Juta untuk 4 Petugas Ad Hoc Pilkada 2024

“Kami hampir tiap tahun mengadakan pertemuan setiap daerah dalam kesiapsigaan bencana. Pastinya, teman-teman kabupaten kota sudah siap. Apalagi, Selasa (7/12) sudah melakukan apel siaga sebagai wujud kesiapsiagaan bencana hidrologi,” ujarnya.

Saat ditanya tekait pengiriman logistik di daerah terkena bencana, Safrudin menanggapi bahwa persoalan logistik aman. Misalnya pengiriman logistik di Kota Pekalongan yang sedang terkena banjir rob. “Kalau kayak di Pekalongan, kami sudah mengirim ke Kelurahan Degayu yang paling awal dan paling lama ada pengungsian,” jelasnya.

Penyelesaian bencana banjir, kata dia, pemerintah melakukan mitigasi struktural. Yakni normalisasi sungai, perbaikan tanggul, dan di kawasan hulu menerapkan sistem konsevarsi.

Sementara hingga Selasa (7/12), sebanyak 228 warga korban banjir dan rob di Kota Pekalongan masih mengungsi di sejumlah titik. Sebab tempat tinggal mereka masih terendam air dengan ketinggian 20 sentimeter hingga 25 sentimeter.

Baca juga:  Modus Penipuan di Perbankan semakin Canggih, Pahami Triknya untuk Menghindari

Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pekalongan Dimas Arga Yudha mengatakan, intensitas curah hujan di wilayah itu masih cukup tinggi. Sehingga, sebagian warga korban banjir terpaksa harus mengungsi di sejumlah tempat pengungsian yang disediakan oleh pemerintah daerah setempat.

“Saat ini kondisi kesehatan korban banjir baik-baik saja karena tim medis terus melakukan patroli dan layanan kesehatan pada mereka. Setiap dua hari sekali, kami bersama dinas kesehatan melakukan patroli maupun memberikan layanan kesehatan pada sebagian warga yang memilih bertahan di tempat tinggalnya,” katanya, Selasa (7/12).

Menurut dia, saat ini ketinggian air yang merendam rumah penduduk sudah mulai surut jika dibanding hari sebelumnya yang mencapai 40 sentimeter hingga 30 sentimeter. Pemkot terus melakukan penanganan banjir dengan membuat tanggul darurat di sejumlah titik rawan banjir. Seperti di Pabean, Pasir Sari, Tegal Dowo, Jeruk Sari, dan perbaikan saluran air untuk mengantisipasi limpasan air dari Sungai Bremi.

Baca juga:  Bantuan Kube Dobrak Penurunan Angka Kemiskinan Jateng

“Pananganan kedaruratan bencana sudah dilakukan dan terus berjalan untuk mencegah kebocoran air yang mengalir ke rumah penduduk. Pada penanganan pembuatan tanggul darurat ini kami juga melibatkan partisipasi dari masyarakat,” kata Dimas Arga Yudha.

Adapun sejumlah titik tempat pengungsian yang disiapkan oleh Pemkot yaitu aula Kelurahan Degayu, aula bekas kantor Kelurahan Kraton Kidul, Mushala Al Hikmah Kelurahan Pasirkratonkramat, aula Kecamatan Pekalongan Barat, dan Mushala Roudhotul Tolibin Kelurahan Pasir Kraton Kramat.

“Untuk sejumlah titik yang masih terendam banjir antara lain jalan menuju Mushala Al Hikmah, Jalan Sutan Syahrir, Degayu, Clumprit, dan Jalan Tengku Umar. Kami berharap semoga hujan terus mereda sehingga ketinggian banjir bisa secepatnya surut,” katanya. (dik/ara/gih)