KUDUS, Joglo Jateng – Penyerapan pupuk bersubsidi di Kabupaten Kudus belum sepenuhnya dapat dimaksimalkan. Meski demikian, Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan) setempat terus berupaya untuk memaksimalkan penyerapan pupuk bersubsidi.
Kepala Dispertan Kudus Sunardi melalui Kasi Sarana Prasarana Bidang Tanaman Pangan dan Perkebunan Ratih Rustiyorini menyebutkan, penyerapan pupuk bersubsidi dipengaruhi oleh berbagai faktor. Mulai dari kondisi alam, budaya, dan kendala teknis lainnya.
“Kadang ada petani yang sudah waktunya tanam, tapi lahannya terendam banjir. Kalau sudah seperti itu, pastinya pupuk yang telah dialokasikan gagal terserap. Karena petani tidak jadi tanam. Selain itu ada juga masalah teknis lain, seperti penggunaan kartu tani yang belum seratus persen,” paparnya, Selasa (7/12).
Meski demikian, pihaknya terus berupaya agar pupuk bersubsidi dapat terserap secara maksimal. Sehingga pada tahun selanjutnya, tidak terjadi pengurangan alokasi pupuk yang mengakibatkan kerugian bagi petani.
“Kami terus memberikan pemahaman kepada petani terkait penyerapan ini. Kami beri edukasi bahwa ketika penyerapan pupuk bersubsidi tidak maksimal, maka ada kemungkinan dilakukan pengurangan alokasi pada tahun berikutnya,” jelasnya.
Akan tetapi, Rini yakin beberapa jenis pupuk bersubsidi dapat terserap secara keseluruhan. Karena berdasarkan data hingga November lalu, penyerapan pupuk bersubsidi berada di atas 50%.
“Untuk Urea sendiri penyerapan hingga November mencapai 60%, Sp36 mencapai 55%, Za mencapai 80%, NPK mencapai 90%, dan Organik 60%. Walaupun tidak semuanya, paling tidak untuk pupuk Za dan NPK kami yakin bisa terserap 100%,” pungkasnya. (abd/fat)