PURWOKERTO, Joglo Jateng – Rektor Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) Dr Jebul Suroso mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk menghentikan berbagai bentuk kekerasan dan pelecehan terhadap perempuan. Tindakan tersebut sangat tidak bermoral dan sama halnya dengan tidak menghormati ibu.
Hal ini ia sampaikan bersamaan dengan peringatan Hari Ibu. Ia mengajak seluruh lapisan masyarakat, khususnya warga Kabupaten Banyumas, untuk menghormati hak-hak perempuan.
“Mari kita stop kekerasan, stop pelecehan, juga stop eksploitasi perempuan. Kita hormati hak-hak perempuan,” katanya usai kegiatan Belajar dari Perempuan Tangguh-Ngobrol Santai Kisah Hebat Perempuan Tangguh UMP yang digelar di Gedung Rektorat UMP lantai 3, Rabu (22/12).
Keberadaan kaum perempuan merupakan salah satu roda penggerak dari keberhasilan perguruan tinggi Muhammadiyah itu. Hal itu disebabkan banyak kaum perempuan yang menjadi pimpinan, dosen, dan karyawan di UMP. Dalam hal ini, porsi jabatan di UMP hampir 50 persen diisi oleh kaum perempuan.
“Saya kira, ibu dan wanita telah mewarnai Indonesia sampai di tahap ini. Apresiasi kami untuk para ibu semua. Laki-laki itu penuh penghormatan kepada ibu, kemudian laki-laki juga layak untuk senantiasa meringankan beban ibu karena keberhasilan kami laki-laki ada ibu-ibu di sana,” ujarnya.
Bahkan, keberadaan manusia juga karena adanya ibu, sehingga UMP bertekad untuk menjadi rumah yang nyaman dan kawasan yang menentramkan bagi ibu-ibu.
Sejalan dengan ini, saat “Ngobrol Santai Kisah Hebat Perempuan Tangguh UMP”, Wakil Bupati Banyumas, Sadewo Tri Lastino mengatakan, ada sebuah idiom yang menyebutkan bahwa tidak ada laki-laki yang sukses tanpa wanita tangguh di belakangnya. Hal ini membuktikan bahwa peranan perempuan memang luar biasa.
“Kalau di Indonesia, dari era Ibu Kartini, Cut Nyak Dhien, kemudian tokoh-tokoh wanita yang ada di Banyumas luar biasa. Bahkan di Indonesia, Menteri Keuangan (Sri Mulyani) kita adalah salah satu Menteri Keuangan terbaik di dunia, dan itu adalah perempuan,” katanya.
(ara/ern)